Saat ditemukan pada Jumat (10/5) lalu, jasad pemuda ini memilki sejumlah luka serius, salah satunya pada bagian kelamin. Kepolisian setempat menuturkan, korban sempat disodomi oleh pelaku.
"Dia (korban-red) disodomi dengan menggunakan botol bir dan kepalanya dipukul dengan batu," ujar juru bicara Komisi Investigasi Volgograd, Natalia Kunitskaya, seperti dilansir The Australian, Senin (13/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyidik wilayah setempat, Andrei Gapchenko menjelaskan, kedua teman korban mulai memukuli dan menganiaya korban setelah korban memberitahu mereka bahwa dia gay atau penyuka sesama jenis.
Dua pria yang berusia 22 tahun dan 27 tahun, pelaku penganiayaan tersebut, telah ditangkap aparat setempat. Salah satu pelaku bahkan diketahui memilki catatan kriminal.
Pihak Komisi Investigasi menyatakan pihaknya tengah melakukan penyelidikan menyeluruh atas kasus ini. Tanpa menjelaskan dakwaan yang dijeratkan, mereka hanya menyatakan tengah melakukan penyelidikan kasus pembunuhan.
Kasus ini memicu keprihatinan dan kekhawatiran sejumlah aktivitas dan organisasi HAM setempat soal meningkatnya sentimen anti-gay di Rusia. Meskipun Rusia sebenarnya telah mendekriminalisasi homoseksualitas sejak 1993 lalu dan mengeluarkan dari daftar penyakit gangguan kejiwaan pada tahun 1999. Namun tetap saja homofobia menyebar luas dan malah diterima secara sosial. Bahkan nyaris tidak ada tokoh publik yang berani mengaku secara terbuka kepada publik bahwa dirinya gay.
Sejumlah wilayah di Rusia telah memicu kemarahan sejumlah aktivis karena menyetujui hukum setempat yang melarang 'propaganda gay' terutama di kalangan anak di bawah umur. Aturan yang sama masih digodok di parlemen federal. Presiden Vladimir Putin yang selalu membanggakan citra macho-nya, berulang kali membantah bahwa Rusia telah melanggar hak-hak kaum gay.
(nvc/ita)