PM Inggris: Sejarah Suriah sedang Ditulis dengan Darah Rakyatnya

PM Inggris: Sejarah Suriah sedang Ditulis dengan Darah Rakyatnya

- detikNews
Sabtu, 11 Mei 2013 13:41 WIB
Bashar al-Assad (AFP)
Moskow, - Konflik Suriah telah berlangsung lebih dari dua tahun. Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron pun mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berbuat lebih banyak guna menghentikan pertempuran darah di negeri itu.

Diingatkan Cameron seperti dilansir harian Inggris, Daily Mail, Sabtu (11/5/2013), situasi di Suriah "mengerikan dan terus memburuk".

"Sejarah Suriah sedang ditulis dengan darah rakyatnya," kata Cameron dalam konferensi pers usai pertemuannya dengan Putin di kota Sochi, Rusia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan itu berakhir dengan pengakuan bahwa kedua pemimpin itu masih memiliki sejumlah pandangan berbeda mengenai bagaimana mengatasi situasi di Suriah. Rusia selaku sekutu erat Suriah, tetap mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad. Putin bertekad untuk terus membela kedaulatan negara tersebut.

"Bukan rahasia bahwa kita memiliki pandangan-pandangan berbeda mengenai cara terbaik untuk menangani situasi ini, namun kita memiliki tujuan yang sama: menghentikan konflik, membiarkan rakyat Suriah memilih siapa yang memimpin mereka dan mencegah pertumbuhan ekstremisme kejam," tutur Cameron.

Cameron pun menyampaikan permintaan kepada Putin. "Kita harus berbuat lebih banyak demi rakyat Suriah guna menghentikan siklus kejam yang mengancam akan menghancurkan Suriah dan mengancam akan mengirimkan kekerasan dan ekstremisme ke seluruh dunia," tandasnya.

(ita/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads