Protes ini dilakukan karena Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina menolak undang-undang baru yang mengatur soal tindak pidana penghujatan agama. PM Hasina menyatakan enggan memenuhi permintaan kelompok Islam garis keras, yang dipengaruhi kemarahan terhadap para blogger yang mereka tuding melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad.
Seperti dilansir AFP, Senin (6/5/2013), bentrokan yang terjadi pada Minggu (5/5) ini diawali oleh aksi pemblokiran sejumlah ruas jalan raya di ibukota Dhaka oleh para demonstran yang didominasi penganut Islam garis keras. Sekitar 70 ribu demonstran yang berkumpul di Motijheel yang merupakan area komersil, kemudian menyerang para polisi yang berusaha mengamankan mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami terpaksa bertindak karena mereka melanggar hukum dengan terus berkumpul di Motijheel. Mereka menyerang kami dengan batu bata, batu, tongkat besi dan tongkat bambu," ujar juru bicara Kepolisian Dhaka, Masudur Rahman.
Para saksi mata bahkan menuturkan, sejumlah toko yang ada di Dhaka dibakar. Pohon-pohon ditebang dan ribuan batu berserakan di tanah dalam bentrokan ini. Masudur menambahkan, demonstran mulai membubarkan diri pada Senin (6/5) dini hari.
Secara terpisah, Inspektur Polisi yang bertugas di Dhaka Medical College Hospital, Mozammel Haq menyebutkan, ada 11 jasad manusia yang dibawa ke rumah sakit tersebut. Salah satu korban tewas, menurutnya, merupakan polisi yang tewas dibacok kepalanya dengan parang oleh demonstran.
Sedangkan 11 korban tewas lainnya, menurut Haq, dibawa ke tiga rumah sakit yang lain. Pihak rumah sakit menyatakan, ada ratusan orang yang menjadi korban luka dalam bentrokan tersebut. Namun tidak disebutkan secara pasti berapa jumlahnya.
Korban tewas lainnya, yakni sebanyak 6 orang, berasal dari bentrokan yang terjadi di wilayah Kanchpur, yang ada di pinggiran Dhaka. Korban tewas di wilayah tersebut, termasuk 3 polisi dan seorang penjaga perbatasan. Menurut polisi setempat, para korban dipukuli hingga tewas.
(nvc/ita)