Keputusan untuk memasok senjata ini nantinya akan menjadi awal perubahan kebijakan pemerintahan Obama, yang selama ini menolak gagasan untuk lebih terlibat dalam konflik Suriah. Konflik tersebut telah berlangsung dua tahun dan menurut badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 70 ribu orang telah tewas selama krisis Suriah.
"Kami terus mempertimbangkan semua opsi lain yang akan memenuhi tujuan kami untuk mempercepat transisi politik," kata Caitlin Hayden, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (1/5/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pejabat senior AS lainnya mengatakan, soal rencana untuk mempersenjatai pemberontak masih dibahas. Dikatakannya, butuh waktu sebelum keputusan soal itu bisa dibuat.
Mengenai isu penggunaan senjata kimia oleh pasukan Suriah, Obama menegaskan, jika bukti-bukti jelas menunjukkan hal tersebut, maka akan ada tindakan dari AS dan komunitas internasional. Ketika ditanya apakah tindakan yang dimaksud adalah operasi militer ke Suriah, Obama pun menjawab diplomatis.
"Jika Gedung Putih mendapatkan bukti-bukti kuat tentang penggunaan gas beracun, itu artinya ada beberapa opsi yang sebelumnya tidak akan kita lakukan, kini akan kita pertimbangkan masak-masak," tutur Obama.
(ita/nrl)