Seorang pejabat keamanan Rusia yang bertugas di Northern Caucasus menuturkan, Tamerlan diketahui sempat berkomunikasi dengan seorang militan Dagestan bernama Makhmud Nidal dan seorang militan keturunan Kanada bernama William Plotnikov. Kedua militan anti-Kremlin tersebut tewas di tangan aparat Rusia, pada tahun 2012 lalu.
Seperti dilansir AFP, Selasa (30/4/2013), Tamerlan dan Plotnikov sama-sama pernah mengikuti kejuaraan tinju di Kanada dan Amerika Serikat. Menurut pejabat yang enggan disebut namanya tersebut, keduanya sempat berkomunikasi cukup intens melalui jejaring sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Disebutkan bahwa nama Tamerlan masuk dalam daftar pengawasan aparat Rusia gara-gara Plotnikov ditangkap pada tahun 2010 lalu. Meskipun kemudian Plotnikov akhirnya dibebaskan.
Sementara itu, Tamerlan mengenal Nidal ketika melakukan perjalanan ke Dagestan beberapa tahun lalu. Menurut pejabat ini, keduanya selalu terlihat bersama, salah satunya ketika mereka berkunjung ke sebuah masjid di wilayah Makhachkala, Dagestan, yang disebut-sebut beraliran Salafi.
Dalam kunjungannya ke masjid tersebut, Tamerlan menarik perhatian sejumlah jamaah karena ketertarikannya yang tidak biasa terhadap ajaran Islam.
Seorang sumber lainnya dari pusat pemberantasan ekstremisme di Dagestan, menyatakan bahwa sejumlah fakta tersebut cukup menjadi bukti bahwa Tamerlan memang berniat berhubungan dekat dengan para Islamis di Dagestan.
"Menilai dari semua hal ini, Tamerlan Tsarnaev nampaknya memang datang ke Dagestan dengan tujuan untuk menjalin hubungan dengan para militan," ucap sumber tersebut.
(nvc/nwk)