Pemerkosaan ini terjadi pekan lalu di tengah hutan di Pulau Karkar, Provinsi Madang, Papua Nugini. Saat itu, korban bersama suami dan seorang pemandu tengah berjalan di jalan setapak hutan setempat.
Tiba-tiba muncul pelaku yang membawa senjata api dan menyekap suami korban dan si pemandu. Korban sendiri ditelanjangi oleh pelaku. Tangan korban diikat dan kemudian diperkosa secara bergiliran. Demikian seperti dilansir AFP, Selasa (23/4/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Kepolisian Provinsi Madang, Inspektur Sylvester Kalaut menuturkan, total ada 9 pelaku yang terlibat kasus ini. Tujuh pelaku memperkosa korban, sedangkan dua pelaku lainnya mengawasi perbuatan bejat rekan-rekannya.
"Saya meminta kepada warga Karkar yang taat hukum, untuk membantu polisi dengan memberikan informasi sehingga kami bisa segera menangkap semua tersangka," ujar Kalaut kepada media National Broadcasting Corporation of PNG.
"Jelas, ini yang terbaik bagi negara kita. Orang-orang tersebut menganiaya ekspatriat yang ada di sini, yang sebenarnya berusaha membantu warga kita sendiri," imbuhnya.
Kasus kekerasan terhadap wanita, termasuk kekerasan dalam rumah tangga, telah menjadi masalah yang cukup mengakar di wilayah Papua Nugini. Namun sebelumnya, kasus kekerasan semacam ini jarang menimpa wanita kulit putih atau wanita asing.
Beberapa pekan lalu, seorang pria warga negara Australia tewas dibunuh. Kekasihnya yang berasal dari Filipina bahkan diperkosa oleh sekelompok pria yang merangsek ke kediaman mereka di wilayah Western Highlands.
Hukuman maksimal bagi tindak pemerkosaan di Papua Nugini adalah hukuman penjara seumur hidup.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini