Militan Taliban Pakistan Bantah Terlibat Ledakan Bom Boston

Militan Taliban Pakistan Bantah Terlibat Ledakan Bom Boston

- detikNews
Selasa, 16 Apr 2013 16:39 WIB
Ilustrasi (AFP)
Islamabad - Dalang di balik ledakan bom yang mengguncang acara Boston Marathon di Boston, Massachusettes, Amerika Serikat (AS), masih misterius. Militan Taliban yang ada di Pakistan membantah terlibat dalam ledakan yang menewaskan 3 orang tersebut.

Militan Taliban Pakistan pernah mengklaim plot serangan bom di Times Square pada tahun 2010 lalu. Namun untuk serangan yang terjadi pada Senin (15/4) sore waktu setempat ini, Taliban Pakistan dengan tegas mengaku tak terlibat.

"Kami meyakini soal serangan ke AS dan sekutunya, tapi kami tidak terlibat dalam serangan ini," ujar juru bicara Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), Ehsanullah Ehsan kepada AFP, Selasa (16/4/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sama sekali tidak terkait dengan ledakan ini, tapi kami akan terus menargetkan mereka (AS-red) kapan saja setiap ada kesempatan," imbuhnya.

TTP bermarkas di wilayah Pakistan bagian barat daya, atau yang berbatasan dengan wilayah Afghanistan. Kelompok militan ini disebut-sebut menjadi dalang serentetan serangan mematikan di wilayah Pakistan.

Pada tahun 2010 lalu, sebuah video diunggah di internet yang diyakini berasal dari TTP, yang berisi keterangan yang mengklaim rencana serangan bom mobil di Times Square, New York. Aksi tersebut berhasil digagalkan dan seorang pria keturunan Pakistan-AS bernama Faisal Shahzad diadili hingga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup.

Dalam persidangan, Shahzad mengungkapkan, dirinya sempat menjalani pelatihan merakit bom selama 40 hari dengan militan Taliban Pakistan. Namun kemudian dia kembali ke AS dan merencanakan serangan bom tersebut seorang diri.

Sebelumya dilaporkan dua ledakan bom terjadi di dekat garis akhir (finish) event maraton Boston Marathon, yang berjarak 50-100 meter dari para pelari, pada Senin (15/4) sore waktu setempat. Kedua ledakan bom itu terjadi hanya dalam selisih waktu sekitar 12 detik.

Dilaporkan 3 orang tewas, termasuk seorang bocah laki-laki berusia 8 tahun bernama Martin Richard. Sedangkan, sebanyak 144 orang lainnya luka-luka dan dirawat di sejumlah rumah sakit di Boston. Sedikitnya 17 orang di antaranya saat ini dalam kondisi kritis.

Presiden AS Barack Obama dalam keterangannya menyatakan, belum diketahui pasti siapa pelaku di balik ledakan ini. Namun, Obama menjanjikan, akan menindak pelaku dengan tegas.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads