Pada Minggu, 14 April waktu setempat, jet tempur Suriah membombardir daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di desa Hadad, provinsi Hassaka. Seperti dilansir Reuters, Senin (15/4/2013), menurut kelompok pembantau HAM Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, setidaknya 16 orang tewas dalam serangan udara itu. Termasuk dua wanita dan tiga anak-anak.
Menurut para aktivis yang berbasis di Hassaka, serangan udara itu menimbulkan asap hitam yang menyelimuti daerah tersebut. Serangan udara juga dilancarkan militer Suriah di kawasan Qaboun, Damaskus. Menurut Observatory, serangan itu merenggut nyawa setidaknya 9 anak-anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara kantor berita pemerintah Suriah, SANA melaporkan, "para teroris" melancarkan serangan mortir ke sebuah stasiun bus di Jaramana, pinggiran Damaskus pada Minggu, 14 April. Serangan itu menewaskan empat orang dan melukai 20 orang lainnya. Rezim Suriah selama ini menyebut mereka yang berusaha menggulingkan Assad sebagai "teroris."
Dengan jumlah pasukan daratnya yang terus berkurang, baik karena tewas dalam pertempuran maupun karena membelot, rezim Assad kini sangat bergantung pada jet-jet tempur dan helikopternya. Pesawat-pesawat itu digunakan untuk mencoba menghentikan gerak maju pemberontak di negeri itu.
Serangan udara tersebut kerap kali mengenai daerah-daerah warga sipil. Kecaman pun muncul dari komunitas internasional. Pekan lalu, organisasi HAM, Human Rights Watch dalam laporannya menuding pemerintah Suriah melakukan kejahatan perang dengan melancarkan serangan udara terhadap warga sipil.
(ita/nrl)