"Kami memiliki kekhawatiran yang sangat nyata akan arah yang tengah diambil Mesir saat ini," kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (3/4/2013).
"Kami telah memberikan serangkaian pilihan nyata bagi pemerintah Mesir, namun pada akhirnya merekalah yang harus menentukan pilihan-pilihan itu," ujar Kerry kepada wartawan di Washington, AS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerry yang mengunjungi Mesir pada Maret lalu, telah menjanjikan bantuan AS senilai US$ 250 juta untuk membantu menghidupkan kembali perekonomian Mesir. Namun situasi di Mesir yang terjadi akhir-akhir ini telah meresahkan pemerintah AS.
"Harapan kami adalah bahwa masih ada waktu untuk mengubah situasi," tutur Kerry. "Namun penangkapan belum lama ini, kekerasan di jalanan... semuanya mengkhawatirkan saat ini," tandasnya.
Negara-negara Barat saat ini mengkhawatirkan peningkatan jumlah komplain hukum terhadap para jurnalis Mesir. Hal ini menimbulkan keraguan atas komitmen Presiden Mesir Mohamed Morsi akan kebebasan berekspresi. Padahal isu kebebasan pers merupakan salah satu tuntutan kunci yang disampaikan demonstran saat pergolakan nasional yang menggulingkan diktator Hosni Mubarak pada 2011 lalu.
Bahkan menurut para pengacara HAM, saat ini di bawah pemerintahan Morsi, jumlah tuntutan hukum karena menghina presiden meningkat empat kali lipat dibandingkan semasa 30 tahun kekuasaan Mubarak.
(ita/ita)