Peringatan Park hanya berselang sehari sejak pemimpin partai berkuasa menegaskan hak Korut untuk menggunakan senjata nuklir. Dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Korsel, Kim Kwan-Jin, Park menyatakan bahwa ia menganggap serius ancaman perang dari Korut dalam sebulan terakhir.
"Kami akan segera membalas tanpa pertimbangan politik apapun jika Korut terus mengancam rakyat kami," tegas Park.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, pangkalan udara AS di Okinawa, Jepang, mengirim dua pesawat jet tempur F-22 ke Korsel dalam rangka latihan militer "Foal Eagle".
Pemimpin-pemimpin penting Korut akan segera menggelar pertemuan tahunan yang diduga akan menghasilkan keputusan terkait status perang. Namun, menurut analis Korea Institute for National Unification, Cho Han Bum, tak akan ada hasil yang signifikan.
"Korut sudah memainkan semua kartu politiknya. Saya tidak melihat akan ada hasil baru yang muncul dari pertemuan tersebut," kata Cho.
Salah satu isu yang menarik perhatian atas terbitnya status perang adalah kemungkinan ditutupnya Kaesong, sebuah komplek industri kerja sama Korut-Korsel yang berada di Korut. Korut mengancam akan menutup komplek jika Korsel terus menghina 'harga diri' Pyongyang.
(mad/mad)