Dilansir AFP, Senin (1/4/2013), kasus pemerkosaan oleh 6 pria terhadap mahasiswi berumur 23 tahun di dalam sebuah bus di New Delhi pada Desember 2012 menyebabkan persepsi dunia yang buruk akan pelayanan wisata India.
Terlebih lagi, penyerangan di bus tersebut kemudian diikuti oleh serangkaian kasus kekerasan seksual lain, termasuk perkosaan turis asal Swiss di Madhya Pradesh bulan lalu. Juga, turis Korea Selatan yang diduga dibius dan diperkosa pada Januari oleh anak pemilik hotel tempat ia tinggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
ASSOCHAM, yang telah menyurvei 1.200 biro wisata dari seluruh dunia, menyebut, 25 persen jumlah turis menurun dari tahun ke tahun. Selain karena kekerasan seksual yang terjadi di India, penurunan juga disebabkan oleh dipilihnya Malaysia dan Thailand sebagai tujuan wisata favorit oleh pelbagai penyedia jasa layanan wisata.
"Insiden kekerasan seksual ini membuat turis wanita khawatir akan keselamatan mereka," kata D. S. Rawat, sekretaris jenderal ASSOCHAM.
Hampir 72 persen biro wisata membatalkan rencana perjalanan ke India, terutama rencana turis dari Kanada, Amerika Serikat, dan Australia. Survei ini menjadi teguran keras bagi pemerintah India, di tengah usaha negara tersebut untuk meningkatkan ekonomi melalui turisme.
(mad/mad)