Eks Panglima Militer Garis Keras Ditunjuk Jadi Menteri Pertahanan Israel

Eks Panglima Militer Garis Keras Ditunjuk Jadi Menteri Pertahanan Israel

- detikNews
Senin, 18 Mar 2013 11:58 WIB
Moshe Yaalon (Reuters)
Tel Aviv - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu tengah menyusun kabinet pemerintahannya yang baru. Salah satunya, PM Netanyahu menunjuk seorang mantan panglima militer garis keras sebagai Menteri Pertahanan Israel yang baru.

Moshe Yaalon, yang seorang mantan komandan militer Israel, pernah mengatakan bahwa program nuklir Iran menjadi fokus utama kebijakan keamanan Israel. Meskipun Yaalon terkesan 'samar-samar' ketika ditanya soal perlunya Israel menyerang Iran.

Yaalon juga diketahui pernah menyampaikan rasa skeptisnya terhadap upaya perdamaian Israel dengan Palestina. Demikian seperti dilansir abcnews.go.com, Senin (18/3/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebagai Menteri Pertahanan Israel yang baru, banyak tugas dan tantangan yang menanti Yallon. Mulai dari situasi kacau di gurun Sinai, Mesir, yang dipicu pengaruh militan jaringan Al-Qaeda yang beraksi di dekat perbatasan Israel, kemudian melawan militan Hamas yang sangat kuat menguasai Jalur Gaza, perang sipil di Suriah dan juga aktivitas militan Hizbullah di Libanon.

Namun PM Netanyahu meyakini bahwa pengalaman yang dimiliki Yaalon akan mampu membawa Israel menghadapi tantangan tersebut. "Maju selama periode menentukan bagi keamanan Israel, seiiring dengan meningkatnya ketegangan di sekitar kita," ucap Netanyahu.

Yaalon akan dilantik bersama-sama dengan anggota kabinet pemerintah Israel yang baru pada pekan ini, bersamaan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Israel. Yaalon ditunjuk mengantikan Menteri Pertahanan Israel sebelumnya, Ehud Barak yang telah pensiun.

Yaalon yang dikenal dengan julukan 'Bogie' ini menjabat Panglima Militer Israel periode tahun 2002 hingga 2005 lalu. Semasa menjabat, Yaalon mengawasi secara langsung operasi militer Israel melawan Palestina yang dipicu aksi bom bunuh diri Palestina yang menewaskan warga sipil Israel.

Yaalon juga memimpin penarikan tentara Israel dari wilayah Jalur Gaza pada tahun 2005 lalu. Meskipun sebenarnya, Yaalon tidak sepakat dengan keputusan penarikan tentara militer dari wilayah Palestina tersebut.

Pasca penarikan tersebut, Yaalon kemudian pensiun dan menjadi penasihat bagi Washington Institute for Near East Policy. Selama 4 tahun terakhir, Yaalon menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri dan juga Menteri Urusan Strategis dalam pemerintahan Israel. Dengan posisinya tersebut, Yaalon menjadi anggota kabinet Netanyahu yang paling sering berurusan dengan masalah sensitif dan memainkan peranan penting dalam memantau program nuklir Iran.

(nvc/ita)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads