Hal tersebut dilontarkan oleh Putri Jacel Kiram, salah seorang putri Sultan Jamalul Kiram III di desa Maharlika, Taguig, Filipina seperti dilansir media setempat, Phil Star.com, Kamis (7/3/2013).
Ditegaskan Jacel, pihaknya tidak mendukung kekerasan dan mereka bukan teroris. "Jadi Pak Razak, Anda justru lebih teroris bersama pasukan bersenjata Anda, yang ingin menghabisi Raja Muda Kiram dan orang-orang kesultanan Sulu," cetus Putri Jacel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Putri Jacel, Razak-lah yang menjadi teroris karena mengerahkan pasukan Angkatan Udara, Darat, Laut dan polisi untuk menghabisi sekitar 200 orang, yang hanya bermaksud membela hak-hak dan keyakinan mereka. "Jadi siapa yang teroris?" cetusnya.
Sultan Sulu Jamalul Kiram III pun menegaskan bahwa para pengikutnya pergi ke Sabah untuk menetap di tanah mereka sendiri, bukan untuk melancarkan perang.
"Apakah kerabat saya atau bahkan orang-orang kesultanan dianggap teroris jika mereka mengunjungi tanah mereka sendiri?" kata Kiram.
"Jika mereka pergi ke rumah mereka sendiri? Jika mereka pergi ke properti milik mereka sendiri? Mereka tidak pergi ke sana untuk berperang tapi untuk menetap, untuk menetap di tanah mereka sendiri," pungkasnya.
(ita/nrl)