Bagaimana tidak ketakutan jika jasad anggota militan yang tewas tergeletak begitu saja di jalanan. Sejauh ini dilaporkan 27 orang tewas dalam bentrokan yang dipicu invasi ratusan militan Filipina yang mengklaim wilayah peninggalan nenek moyangnya di Sabah, Malaysia, sejak 12 Februari lalu.
Seperti dilaporkan AFP, Senin (4/3/2013), jasad 3 pria yang diduga anggota militan Filipina, terlihat tergeletak di jalanan kota Semporna, Sabah. Bau busuk tercium dari jasad yang dikerubungi lalat dan memiliki sejumlah luka tembak pada bagian tubuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada saat yang sama, terlihat sejumlah warga setempat mengemasi barang-barang mereka karena hendak mengungsi. Kebanyakan warga mengaku takut dengan kondisi tempat tinggal mereka yang tidak lagi aman.
"Kota kami yang penuh kedamaian berubah menjadi mimpi buruk untuk ditinggali," ucap Julasri Yakoob yang bersiap membawa barang bawaannya dan putrinya ke dalam truk yang akan membawa mereka mengungsi ke luar kota.
"Kami mengungsi karena kondisi yang tidak jelas. Kami sering mendengar suara tembakan. Anak saya ketakutan," imbuh pria berusia 38 tahun ini.
Selama bentrokan ini terjadi, aktivitas warga kota Semporna terhenti total. Mulai dari sekolah, toko, hingga kantor-kantor pemerintah tutup dan tidak beroperasi. Namun sayangnya, tanda-tanda kehadiran aparat keamanan di kota ini tidak begitu terlihat. Hal inilah yang membuat warga takut dan mengkhawatirkan keselamatan mereka.
Kelompok bersenjata Sulu tersebut tiba di Sabah dengan menaiki kapal dari Filipina. Kedatangan mereka untuk merebut wilayah Sabah yang menurut mereka merupakan milik pemimpin mereka, Sultan Sulu. Sejak tiba di Sabah, pasukan militer dan polisi Malaysia mengepung para pria bersenjata asal Filipina itu. Sementara di Manila, Presiden Filipina Benigno Aquino menyerukan kelompok bersenjata tersebut untuk menyerah tanpa syarat secepatnya.
(nvc/ita)