Di Kelantan Malaysia, Wanita Tak Boleh Potong Rambut Pria & Sebaliknya

Di Kelantan Malaysia, Wanita Tak Boleh Potong Rambut Pria & Sebaliknya

- detikNews
Senin, 26 Nov 2012 12:17 WIB
Ilustrasi
Kuala Lumpur - Otoritas negara bagian Kelantan, Malaysia, bersikeras untuk memberlakukan aturan pemisahan gender bagi setiap salon uniseks di wilayahnya. Peraturan tersebut mengatur pelarangan setiap wanita untuk memotong rambut pelanggan pria dan sebaliknya. Tak ayal aturan ini mengundang protes berbagai pihak.

Namun Ketua Komite Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Lokal, Datuk Takiyuddin Hassan menegaskan, aturan tersebut sejalan dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintahan PAS (Pan-Malaysian Islamic Party) sejak 10 tahun lalu. Menurut Takiyuddin, kebijakan tersebut bertujuan untuk melindungi kaum wanita dan mencegah terjadinya pelecehan seksual di tempat kerja.

Lebih lanjut, Takiyuddin menjelaskan, ketentuan ini berawal pada tahun 1991, saat otoritas setempat membekukan pengeluaran izin didirikannya salon uniseks di seluruh wilayah Kelantan. Hal tersebut disesuaikan dengan slogan "Bertumbuh dalam Islam" yang berlaku baik bagi warga muslim maupun non-muslim di Kelantan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam perkembangannya, pemerintah Kota Baru terpaksa memberlakukan peraturan lebih ketat karena para pemilik salon sering melanggar izin. Peraturan ini diberlakukan tidak hanya di Kota Baru saja, melainkan di seluruh distrik di negara bagian Kelantan.

"Sudah banyak diketahui bahwa salon potong rambut dan fasilitas uniseks menjadi lokasi paling rawan bagi kegiatan asusila. Itu bisa menjadi tempat tersamar bagi pria dan wanita yang terlibat dalam aktivitas asusila," jelas Takiyuddin seperti dilansir The Star, Senin (26/11/2012).

Menurut Takiyuddin, memang sudah seharusnya pekerja salon wanita hanya melayani pelanggan wanita, atau pekerja pria hanya boleh memotong rambut pelanggan pria. Hal semacam itulah yang diatur dalam ketentuan pemisahan gender ini.

"Ketika seorang pekerja wanita melayani pijitan bagi seorang pelanggan pria, hal itu bisa memicu terjadinya hal-hal lainya, termasuk bisa saja berakhir dengan kegiatan asusila," tuturnya.

Takiyuddin pun mencontohkan, adanya pemisahan gender pada kereta komuter di Kuala Lumpur yang bisa diterima setiap warga.

(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads