Kemarahan warga Libanon tersebut terkait kematian Jenderal Wissam al-Hassan, pejabat keamanan senior yang tewas akibat bom mobil yang diduga dilakukan Suriah.
Dalam kerusuhan tersebut, para polisi melepaskan gas air mata untuk mengusir para demonstran. Polisi juga melepaskan beberapa tembakan peringatan ke udara. Kerusuhan ini terjadi beberapa jam setelah pemakaman Jenderal Hassan pada Minggu, 21 Oktober waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga Libanon terutama oposisi Sunni menyalahkan keterlibatan Suriah atas kematian Hassan yang menjabat Kepala Departemen Penerangan Pasukan Keamanan Dalam Negeri Libanon tersebut. Kelompok oposisi meminta PM Mikati mengundurkan diri atas insiden serangan bom tersebut.
"Seluruh negeri akan ditutup sampai Mikati mengundurkan diri. Kita akan memblokir jalan-jalan, kita akan protes," cetus Ahmad Balaa, seorang aktivis muda dari oposisi Aliansi 14 Maret yang merupakan salah satu pengunjuk rasa, seperti diberitakan Aljazeera.
Bom mobil berkekuatan tinggi meledak saat jam sibuk di distrik Achrafieh, Beirut pada Jumat (19/10) lalu. Bom tersebut menewaskan Hassan yang memang merupakan target bom mobil itu beserta dua orang lainnya. Sebanyak 126 orang juga terluka dalam insiden tersebut.
Diketahui bahwa pemerintahan PM Mikati didominasi oleh partai-partai pro-Suriah.
(ita/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini