Dalam surat kepada media New York Times, wakil pemimpin Ikhwanul, Khairat el-Shater mengatakan, warga Mesir berhak untuk memprotes video ofensif "Innocence of Muslims". Namun ditekankannya, penyerbuan ke Kedubes AS di Kairo, Mesir adalah ilegal.
"Meskipun kemarahan kami atas terus munculnya produksi seperti film anti-muslim yang memicu kekerasan saat ini, kami tidak menganggap pemerintah Amerika atau warga negaranya bertanggung jawab atas aksi beberapa orang yang melanggar hukum perlindungan kebebasan berekspresi," tulis Shater dalam surat tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Shater, penyerbuan demonstran Mesir ke Kedubes AS adalah ilegal dalm hukum internasional. "Kegagalan pihak polisi melindungi (Kedubes) harus diselidiki," tegasnya.
Sebelumnya pada Selasa, 11 September lalu, massa yang marah atas film amatir "Innocence of Muslims" memanjat tembok-tembok Kedubes AS dan merobek-robek bendera kebangsaan AS. Massa bahkan sempat mengibarkan bendera hitam bertuliskan huruf Arab.
Shater juga menyampaikan belasungkawa kepada rakyat Amerika atas tewasnya Dubes AS untuk Libya Chris Stevens dan tiga warga Amerika lainnya dalam serangan ke konsulat AS di Benghazi, Libya. Shater pun berharap hubungan AS dan Mesir akan terus terpelihara.
"Kami harap hubungan yang tengah dibangun Amerika dan Mesir dalam beberapa bulan ini dapat menahan goncangan dari event-event pekan ini," tutur Shater.
"Bangsa kita punya banyak yang harus dipelajari satu sama lain seiring kami mulai membangun Mesir yang baru," tandasnya.
(ita/vta)