Seorang pejabat AS mengatakan, konsulat AS di Benghazi, Libya timur pertama kali ditembaki pria-pria bersenjata pada sekitar pukul 20.00, Selasa (11/9/2012) waktu setempat. Dalam 15 menit, kelompok bersenjata itu berhasil masuk ke halaman konsulat dan mulai menggempur gedung utama dengan roket. Akibatnya, kebakaran pun terjadi.
Tiga orang, yakni Stevens, seorang perwira keamanan wilayah dan pejabat manajemen informasi Sean Smith berada di dalam gedung yang terbakar tersebut. Ketiga orang itu kemudian terpisah dikarenakan asap tebal yang menyelimuti konsulat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim tersebut berhasil menemukan tubuh Smith, namun tak bisa menemukan Dubes Stevens. Mereka pun terpaksa keluar dari gedung karena asap tebal dan tembakan-tembakan yang terus dilancarkan. Para staf keamanan kemudian mencoba kembali masuk ke dalam gedung konsulat. Namun mereka juga harus mundur karena terus ditembaki. Mereka pun berlindung di gedung lain dekat gedung utama yang lebih aman.
Pada sekitar pukul 23.20 waktu setempat, upaya kembali dilakukan untuk masuk ke dalam gedung utama tempat Stevens terakhir berada. Para staf yang tersisa di gedung itu kemudian dievakuasi ke gedung lain di dekat gedung utama. Namun kemudian gedung tambahan itu juga ditembaki terus-menerus selama sekitar dua jam.
"Saat itulah dua personel AS lainnya tewas dan dua terluka selama serangan yang terus berlangsung itu," ujar pejabat AS tersebut.
Pada sekitar pukul 02.00 dini hari waktu setempat, pasukan militer Libya membantu petugas pengamanan AS untuk mengendalikan situasi. Setelah itu mereka menemukan Stevens terbaring lemah di atas atap gedung konsulat, sedang sekarat akibat menghirup asap. Stevens segera dilarikan ke rumah sakit di Benghazi. Meskipun para dokter Libya berusaha keras untuk menyelamatkannya, namun nyawa Stevens tak tertolong.
FBI kini tengah melakukan penyelidikan atas serangan tersebut. Jasad Stevens juga akan diautopsi untuk memastikan penyebab kematiannya.
(ita/vta)