Seperti dilansir AFP, Senin (3/9/2012), badai Bolaven menerjang wilayah Semenanjung Korea pada Selasa (28/8) pekan lalu. Badai ini menelan korban jiwa dan menimbulkan kerusakan di kedua wilayah Korea, baik Korut maupun Korea Selatan (Korsel).
Selain memakan korban tewas, badai ini juga membuat 21.180 orang kehilangan rumahnya, dimana 6.700 rumah hancur akibat terkena terjangan badai. Selain itu, menurut Korean Central News Agency (KCNA), badai ini juga menumbangkan lebih dari 16.730 pohon dan memutuskan aliran listrik terhadap 880 gedung industrial dan publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi ini semakin memprihatinkan mengingat sebagian besar wilayah Korut mengalami kelaparan berkepanjangan selama beberapa dekade terakhir. Tidak hanya itu saja, rakyat Korut juga masih menderita akibat bencana banjir yang melanda pada Juni dan juli lalu yang menewaskan 169 orang dan membuat 400 orang lainnya hilang.
Selama ini wilayah Korut dilanda kekurangan pangan, situasi ini diperburuk dengan adanya banjir, kekeringan dan perlakuan diskriminasi oleh pemerintah. Selama masa kelaparan parah pada pertengahan tahun 1990-an, ratusan ribu orang di Korut dilaporkan tewas. Berbagai faktor mulai dari praktek pertanian yang kuno dan tidak efisien, hingga persoalan kekurangan pupuk dan pengalihan makanan untuk militer, memicu kekurangan pangan tahunan di Korut.
(nvc/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini