Demikian menurut hasil survei terbaru oleh Clark University di Worcester, Massachusetts, AS yang dirilis hari ini seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (9/8/2012).
Polling The Clark University Poll of Emerging Adults tersebut menunjukkan, 86 persen warga AS yang berumur antara 18 tahun hingga 29 tahun, berharap pernikahan mereka akan langgeng seumur hidup. Meski pada kenyataannya, separuh dari pernikahan tersebut berakhir dengan perceraian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi tersebut melibatkan 1.029 responden dari berbagai wilayah AS. Polling ini dilakukan melalui wawancara via telepon genggam, telepon dan internet.
Menurut Jeffrey Jensen Arnett, profesor psikologi di Clark University, hasil tersebut menunjukkan betapa optimisnya kaum muda Amerika mengenai pernikahan.
"Mereka tumbuh dengan mengetahui bahwa separuh pernikahan berakhir dalam perceraian, namun hampir semua dari mereka berharap untuk masuk dalam separuh yang tidak bercerai," kata Arnett yang memimpin survei tersebut.
Dikatakannya, anak-anak muda yang orang tuanya bercerai, kerap kali merupakan orang-orang yang paling bertekad untuk menghindari perceraian. Meskipun secara statistik mereka paling mungkin untuk bercerai.
Dalam survei ini, sebanyak 23 persen partisipan telah menikah, 10 persen hidup bersama pasangan dan 22 persen tengah menjalin hubungan dekat. Sementara sebanyak 29 persen partisipan mengatakan mereka saat ini tidak sedang menjalin hubungan.
(ita/nvt)