Menyusul insiden itu, syukurlah penerbangan bernomor 1475 itu bisa mendarat dengan selamat pukul 09.09 waktu setempat, dipandu ke terminal B. Pesawat itu terbang dari Dallas/Fort Worth ke Denver.
Selama mengangkasa, pilot menyadari adanya serangan burung tersebut dan menyatakan keadaan darurat. Mereka melaporkan telah terjadi kerusakan pada stabilizer horizontal pesawat itu dan salah satu lampu indikator, namun itu tidak berdampak pada pendaratan, demikian dilansir Daily Mail mengutip ABC7, Rabu (1/8/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Transportasi dan Keselamatan Nasional AS akan menyelidiki insiden di Denver tersebut, langkah standar yang dilakukan dalam kasus tabrakan pesawat dengan burung.
Burung jenis apa yang menabrak pesawat itu akan diindentifikasi oleh ahli dari Institut Smithsonian di Washington dengan cara menganalisa sisa-sisa yang menempel di lubang pesawat tersebut.
Paulus Eschenfelder, dosen di Embry Riddle Aeronautical University, mengatakan kepada ABC News bahwa mesin pesawat modern dirancang yang memungkinkan untuk mampu menelan seekor burung berukuran empat pon (1,8 kg) tanpa membahayakan keselamatan orang-orang di pesawat.
Namun, Eschenfelder mengatakan tidak ada mesin pesawat yang saat ini digunakan yang dibangun untuk bertahan dari tubrukan dengan makhluk dengan berat antara 4-7 kg.
Jumlah pesawat yang bertubrukan dengan binatang setiap tahun meningkat dari 1.793 kasus pada tahun 1990 menjadi 9.622 kasus pada tahun 2010, berdasarkan laporan otoritas penerbangan sipil AS (Federal Aviation Administration). Dari jumlah itu, tabrakan dengan burung mendominasi sebanyak 97,2 persen.
Menurut Departemen Pertanian AS, 70 persen dari tabrakan dengan hewan terjadi ketika pesawat mengudara di bawah 500 kaki.
Birdstrike.org memperkirakan serangan hewan liar itu menyebabkan penerbangan sipil dan militer menderita kerugian 600 juta dolar tiap tahun. Sebanyak 219 orang di dunia tewas akibat tubrukan dengan hewan liar sejak 1998.
(nrl/nvt)