Pria berumur 24 tahun itu terlihat linglung, bingung dan tampaknya dia tidak sadar bahwa dirinya menjadi fokus persidangan yang disaksikan seluruh dunia.
Menurut Dr Joan Neff, kriminolog dari University of Virginia, AS, perilaku Holmes di pengadilan itu konsisten dengan seseorang yang menderita penyakit kejiwaan, seperti schizophrenia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tahu bahwa jenis-jenis kegilaan tertentu cenderung bermula saat awal 20-an tahun. Jika demikian kasusnya, maka dia mungkin sedang berada di tengah-tengah menghadapi itu. Dia mungkin tidak tahu apa yang terjadi," ujar Neff seperti dilansir News.com.au, Selasa (24/7/2012).
Hingga saat ini polisi belum mengetahui motif perbuatan keji Holmes yang menyebut dirinya "The Joker". Namun kepolisian tengah menyelidiki belasan petunjuk, termasuk tentang Holmes yang baru putus dari kekasihnya sebelum pembantaian itu terjadi.
Sebanyak 12 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka dalam aksi penembakan brutal yang dilakukan Holmes di Aurora, pinggiran Denver, Colorado. Korban luka-luka termasuk 3 WNI yang berasal dari satu keluarga.
(ita/nrl)