Kekerasan terbaru ini terjadi pada Selasa, 19 Juni di desa Yathedaung, sekitar 65 km dari Sittwe yang merupakan ibukota negara bagian Rakhine. Jumlah korban tewas tersebut kemungkinan masih bisa bertambah.
"Jumlah korban tewas bisa saja bertambah. Kami belum mendapatkan informasi detail soal bagaimana kekerasan tersebut terjadi," terang salah seorang pejabat pemerintahan setempat yang enggan disebut namanya, kepada AFP, Rabu (20/6/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wilayah tersebut diguncang kerusuhan dan bentrokan yang melibatkan warga penganut Buddha di Rakhine dan warga muslim Rohingya sejak awal Juni lalu. Kekerasan sektarian ini telah menimbulkan keprihatinan dunia internasional. Dilaporkan lebih dari 60 orang tewas dalam kekerasan sektarian tersebut.
Akibat konflik antara kelompok yang berbeda keyakinan ini, sebanyak puluhan ribu orang yang ada di wilayah Rakhine terpaksa mengungsi dan tinggal di tempat-tempat penampungan yang disediakan pemerintah. PBB lewat World Food Programme (WFP) telah menyediakan bantuan makanan bagi 65 ribu orang yang terpaksa menjadi pengungsi akibat konflik ini.
Diketahui bahwa sekitar 80 ribu warga muslim Rohingya tinggal di wilayah Myanmar. Orang-orang yang berasal dari Bangladesh ini, ditolak untuk kembali ke negara asalnya sejak kekerasan sektarian terjadi. Padahal terdapat sekitar 300 ribu warga Rohingya yang tinggal di Bangladesh.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini