Beberapa orang lainnya termasuk warga sipil, juga terluka dalam serangan di Distrik Qudssaya pada Jumat, 8 Juni waktu setempat tersebut. Korban berjatuhan ketika kelompok-kelompok bersenjata yang menentang pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad meledakkan mobil bermuatan bom di distrik tersebut.
Demikian seperti diberitakan kantor berita resmi Suriah, SANA dan dilansir Press TV, Sabtu (9/6/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, otoritas Suriah telah menyita tumpukan besar senjata dan amunisi di daerah Wadi al-Fatleh di pinggiran Damaskus. Senjata-senjata tersebut diselundupkan ke Suriah lewat Libanon tersebut termasuk senapan penembak jitu buatan AS, senjata mesin dan bahan peledak buatan Israel serta roket-roket LAO buatan Prancis.
Suriah telah mengalami pergolakan sejak pertengahan Maret 2011 lalu. Menurut para aktivis lebih dari 10 ribu orang telah tewas, sebagian besar warga sipil, selama konflik tersebut. Pemerintah negara-negara Barat serta oposisi Suriah menuding pemerintahan Assad bertanggung jawab atas pembantaian tersebut.
Namun rezim Suriah membantahnya. Ditegaskan bahwa para penjahat, penyabotase dan para terorislah yang mendalangi pertumpahan darah di Suriah. Assad bersikeras bahwa konflik ini didalangi dari luar negeri.
(ita/ita)