Pengakuan ini disampaikan sehari setelah Presiden Afghanistan Hamid Karzai memanggil komandan militer NATO dan Dubes AS untuk Afghanistan. Dalam pertemuan itu, Karzai mengingatkan bahwa kematian warga sipil bisa mengancam pakta strategis yang ditandatanganinya dengan Presiden AS Barack Obama pekan lalu.
"Dalam penyelidikan saat ini kami bisa mengkonfirmasi insiden tersebut dan akan secara resmi meminta maaf kepada keluarga tersebut dalam dua hari ke depan," ujar juru bicara International Security Assistance Force (ISAF) pimpinan NATO kepada kantor berita AFP, Selasa (8/5/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, kantor gubernur Provinsi Helmand menyatakan, keluarga tersebut tewas dalam serangan udara pada Jumat, 4 Mei lalu setelah pos pemeriksaan ISAF digempur gerilyawan. Serangan udara NATO yang menargetkan para gerilyawan tersebut secara tidak disengaja malah mengenai keluarga itu.
"Sayangnya, enam anggota keluarga termasuk dua anak laki-laki, tiga anak perempuan dan seorang wanita tewas sebagai akibat insiden tersebut," demikian disampaikan.
Jumlah warga sipil yang tewas dalam perang di Afghanistan telah meningkat tajam setiap tahunnya dalam lima tahun terakhir ini. Menurut data PBB, jumlahnya mencapai 3.021 korban tewas pada tahun 2011 lalu, yang sebagian besar diakibatkan serangan militan.
(ita/nrl)