Hal itu disampaikan Hillary dalam konferensi pers dengan Menlu Jepang Koichiro Gemba di Washington, AS seperti diberitakan kantor berita AFP, Rabu (11/4/2012).
"Jika Korut menginginkan masa depan yang damai, lebih baik bagi rakyatnya, Korut tidak seharusnya melakukan peluncuran lain yang akan menjadi ancaman langsung bagi keamanan regional," tegas Hillary.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun baik Hillary maupun Gemba tidak menjelaskan apa yang mereka maksud dengan tindakan 'semestinya' itu. Kedua menteri tersebut menekankan bahwa peluncuran roket tersebut akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB 1718 dan 1874 yang melarang aktivitas rudal balistik.
Pemerintah Korut bersikeras bahwa roket yang akan diluncurkan tersebut adalah untuk tujuan damai, yakni untuk membawa satelit luar angkasa. Namun AS dan negara-negara sekutu mengklaim roket tersebut sebagai rudal balistik yang disamarkan.
Peluncuran roket dijadwalkan akan berlangsung antara 12 dan 16 April guna menandai peringatan 100 tahun kelahiran mendiang pendiri Korut Kim Il-Sung.
(ita/vit)