Bout yang lahir di Tajikistan ini dinyatakan bersalah dalam konspirasi untuk membunuh militer AS dan memperdagangkan rudal-rudal anti-pesawat, serta membiayai sejumlah organisasi terorisme. Namun selama ini Bout selalu membantah semua tuduhan dengan menyebut dirinya sebagai pebisnis yang legal.
Saat jaksa penuntut menyatakan bahwa Bout sepakat menjual senjata untuk membunuh militer AS, Bout membantah dengan tegas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bout yang merupakan mantan perwira militer Soviet ini, diduga berada di balik konflik berdarah di Rwanda dan Angola, yang menewaskan banyak warga sipil. Dia juga disebut-sebut sengaja menjual rudal untuk menembak jatuh helikopter Amerika. Kisah Bout telah menjadi inspirasi bagi karakter pedagang senjata yang diperankan oleh Nicolas Cage, dalam film 'Lord of War' yang dibuat tahun 2005 lalu.
Bout tertangkap di Thailand pada tahun 2010, dalam operasi penyamaran yang dilakukan oleh intelijen AS. Saat itu, intelijen AS menyamar sebagai teroris Kolombia yang berniat membeli senjata senilai 20 juta poundsterling atau sekitar Rp 288 miliar.
"Meskipun Bout sering menyebut dirinya tidak lebih dari seorang pebisnis, dia adalah pebisnis dengan tawaran yang paling berbahaya. Penjahat lintas negara seperti Bout selalu siap, bersedia, dan mampu mempersenjatai teroris demi mengubah kliennya dari yang berideologi dangkal menjadi penjahat mematikan, yang membahayakan masyarakat," tegas jaksa penuntut.
Atas vonis 25 tahun ini, pengacara Bout menyatakan banding.
(nvc/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini