Rudd menyampaikan pengunduran dirinya lewat konferensi pers di Washington, AS. Alasannya, Rudd merasa tidak lagi mendapat dukungan dan kepercayaan dari PM Gillard di tengah spekulasi yang beredar bahwa Rudd bersiap merebut kepemimpin Partai Buruh dari Gillard dan sekaligus menjadi PM kembali.
Pada tahun 2010 silam, posisi Rudd sebagai PM Australia digantikan oleh Gillard yang ketika itu menjadi wakilnya. Perubahan tersebut terjadi menyusul hasil mengejutkan pemungutan suara Partai Buruh yang memilih Gillard sebagai pemimpin partai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya berencana menggelar konferensi pers besok untuk membuat statemen lebih lanjut," demikian disampaikan Gillard.
Sebelumnya, Rudd menyampaikan bahwa pengunduran diri merupakan satu-satunya cara terhormat yang harus dilakukannya.
"Sejujurnya saya tak bisa terus menjabat sebagai Menlu jika saya tak memiliki dukungan PM Gillard," ujar Rudd dalam konferensi pers seperti dilansir kantor berita AFP.
"Oleh karena itu saya yakin satu-satunya cara terhormat bagi saya adalah dengan mengundurkan diri," imbuh Rudd.
Dalam konferensi pers tersebut, Rudd menyebutkan bahwa beberapa hari terakhir ini, mantan pemimpin Partai Buruh Simon Crean dan lainnya terang-terangan menyerang integritas dan kemampuan dirinya menjabat menteri.
"Ketika ditanyai hari ini mengenai serangan-serangan itu, PM Gillard memilih untuk tidak menolaknya. Karenanya saya pun hanya bisa menyimpulkan bahwa dia juga memiliki pandangan yang sama," tutur Rudd.
Pengunduran diri Rudd ini disampaikan di tengah beredarnya spekulasi bahwa dia akan mencoba merebut kembali posisi PM dari Gillard lewat pemungutan suara di Partai Buruh, yang rencananya akan digelar pekan depan.
(ita/nrl)