Seperti dilansir Reuters, Minggu (29/1/2012), pria tersebut memberondong kantor KPU dengan senapan mesin dan granat berpeluncur roket. Akibat serangan itu, dua tentara yang menjaga kantor tersebut terluka sebelum berhasil melarikan diri.
Pemeirntah Yaman, yang terus melemah akibat gelombang protes terhadap Presiden Ali Abdallah Saleh, menghadapi sejumlah tantangan dari jaringan Al-Qaeda yang mengepung wilayah bagian selatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ribuan orang yang menentang Pilpes membakar kartu pemilihannya dan mengibarkan bendera di wilayah selatan Yaman.
"Rakyat di selatan menolak pemilu sama sekali," kata pemimpin separatis, Nasser al-Khubbagi. "Memegang kartu-kartu itu adalah afirmasi okupasi oleh utara dan melegitimasi kelanjutannya di selatan."
Para pemimpin separatis berjanji aksi penolakan pemilu akan dilakukan tanpa kekerasan di selatan. Wilayah itu adalah tempat banyak fasilitas minyak Yaman berada.
Saleh, yang sedang berobat di AS akibat terluka karena percobaan pembunuhan tahun lalu, telah menyerahkan kekuasaannya ke wakilnya. Itu dilakukan setelah beberapa bulan pemerintahan Saleh didera aksi demonstrasi yang akhirnya membuka jalan bagi Pilpres di negara itu pada 21 Februari mendatang.
(lrn/lrn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini