Dalam laporan interim, Biro Keselamatan Udara Australia (ATSB) menyatakan, "serangkaian peristiwa" mendorong kegagalan mesin dalam insiden yang terjadi pada 4 November 2010 itu.
Peristiwa diawali dengan kebakaran minyak yang disebabkan oleh kecacatan produksi dalam sebuah pipa tabung minyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebakaran minyak itu kemudian melemahkan disk turbin dalam mesin nomor dua pesawat tersebut. "Akibatnya, disk tersebut terpisah dari corongnya, kecepatan rotasi pun meningkat dan pecah menjadi beberapa bagian," demikian hasil investigasi seperti dilansir AFP, Kamis (19/1/2012).
Insiden itu terjadi ketika pesawat superjumbo A380 dengan nomor penerbangan QF32 itu bertolak dari Singapura menuju Sydney, Australia. Saat melintasi Batam, salah satu mesin mengalami ledakan hingga menimbulkan lubang di sayap pesawat.
Atas temuan penyelidikan ini, produsen mesin Rolls-Royce menyatakan bekerja sama erat dengan ATSB untuk memastikan semua permasalah ditangani dengan efektif.
"Tiap kali insiden terjadi, industri aviasi memetik pelajaran," demikian pernyataan Rolls-Royce.
Tidak ada korban dalam insiden ledakan mesin A380 tersebut. Namun pesawat milik Qantas itu terpaksa melakukan pendaratan darurat di Singapura. Insiden itu pun mendorong maskapai penerbangan Australia tersebut mengkandangkan seluruh pesawat A380 miliknya.
(ita/nrl)