Di tengah hujan salju, warga yang berjajar rapi tidak tampak mengenakan kaos tangan dan topi penahan dingin. Rupanya, kostum itu merupakan 'perintah' karena penerus Kim yaitu Kim Jong-Un, memilih mengawal jenazah ayahnya tanpa pelindung kepala dan sarung tangan.
Daily NK, koran online di Seoul yang dijalankan oleh pembelot Korut, mengaku mendapat informasi dari seorang sumber di Pyongyang tentang aturan upacara pemakaman. Demikian dilansir AFP, Selasa (3/1/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal saat pemakaman, suhu di Pyongyang sangat dingin, mencapai minus 9 derajat Celcius. Koran Daily NK menulis, penduduk diperintahkan tidak memakai topi, kaos tangan dan syal, meskipun hujan salju terjadi. Dilaporkan juga, "di balik setiap barisan (penduduk) akan ada orang-orang yang mengawasi."
Video rekaman pemakaman Kim memperlihatkan, tidak ada satu pun penduduk yang berbaris di sepanjang rute pemakaman mengenakan topi atau sarung tangan, meskipun salju mengguyur. Sejumlah orang di antaranya terlihat menghangatkan tangan dengan meniup-niupnya. Para mahasiswa diperintahkan untuk mengawasi perilaku keramaian.
Pemakaman Kim dilakukan pada 29 Desember, mengakhiri 13 hari berkabung atas meninggalnya "pemimpin tersayang" pada 17 Desember dalam usia 69 tahun. Jong-un yang berusia akhir 20-an tahun disebut sebagai "penerus yang hebat."
(nrl/vit)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini