Kim Jong-il Wafat, Jepang Bersiap untuk Keadaan Tak Terduga

Kim Jong-il Wafat, Jepang Bersiap untuk Keadaan Tak Terduga

- detikNews
Senin, 19 Des 2011 13:01 WIB
Tokyo - Perdana Menteri Jepang, Yoshihiko Noda memerintahkan jajarannya untuk bersiap menghadapi keadaan yang tak terduga pasca wafatnya pemimpin Korea Utara, Kim Jong-il. Namun, Jepang belum menyiagakan militernya untuk meningkatkan keamanan di perbatasan.

"Perdana Menteri Noda menginstruksikan menteri-menterinya dalam rapat keamanan darurat untuk bersiap menghadapi hal-hal tak terduga, termasuk masalah keuangan, masalah domestik Korea Utara, dan masalah perbatasan. Ada banyak isu," ujar juru bicara kabinet, Osamu Fujimura dalam sebuah konferensi pers dan dilansir Reuters, Senin (19/12/2011).

Usai televisi nasional Korea Utara mengumumkan meninggalnya Kim Jong-il, Jepang langsung menggelar rapat keamanan darurat yang diikuti oleh PM Noda dan jajarannya. Namun, Fujimura menuturkan, pemerintah Jepang belum mengambil keputusan untuk menaikkan status militer menjadi level 'siaga'. Kemungkinan hal tersebut akan dibahas dalam rapat selanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Fujimura, pemerintah Jepang akan berkoordinasi dengan Amerika Serikat (AS), Korea Selatan dan China untuk mencari informasi lebih lanjut soal apa yang tengah terjadi di Korea Utara sepeninggal Kim Jong-il. Termasuk soal siapa pengganti Kim Jong-il.

"Saat ini, kami belum mendapatkan konfirmasi soal siapa penggantinya (Kim Jong-il), namun kami tetap memantau dengan seksama. Menurut pengumuman pemerintah Korea Utara, mereka akan menerima ucapan bela sungkawa dari berbagai pihak mulai 20 hingga 27 Desember dan pemakamannya akan digelar pada 28 Desember di Pyongyang," jelas Fujimura.

"Kami perlu melihat risiko-risiko yang ada terkait suksesi yang akan terjadi," imbuhnya.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Il wafat pada Sabtu (17/12), pada pukul 08.30 waktu setempat, akibat serangan jantung. Saat itu, Kim Jong-il tengah melakukan perjalanan dengan kereta dalam rangka memberikan pengarahan di sejumlah wilayah. Dilaporkan dia menderita kelelahan fisik dan mental usai memberikan pengarahan.

Selama ini, Jong Il diketahui telah menjalani perawatan medis sejak lama atas penyakit jantung dan serebrovaskular yang dideritanya. Pada tahun 2008 lalu, dia sempat terkena stroke.

Sedangkan hubungan Jepang dan Korea Utara tidak terjalin baik, keduanya tidak memiliki hubungan diplomatik sama sekali. Pendudukan Jepang atas Semenanjung Korea pada tahun 1910-1945 silam memicu kemarahan Korea Utara. Di sisi lain, muncul kekhawatiran Jepang terhadap program nuklir dan rudal Korea Utara. Selain itu, Jepang masih menyimpan dendam terkait penculikan warganya oleh intelijen Korea Utara puluhan tahun lalu.


(nvc/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads