Pasukan pembelot ini memutuskan keluar dari dinas ketentaraan resmi Suriah karena dipaksa menembaki para demonstran tak bersenjata yang notabene adalah warga sipil.
Seperti diberitakan Al-Jazeera, Jumat (2/12/2011), serangan FSA ke pangkalan udara intelijen di pinggiran ibukota Damaskus telah mengangkat nama kelompok tentara desertir ini. Saat ini, anggota FSA berjumlah antara 1.000 hingga 2.500 orang yang terbagi dalam 22 batalion.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelompok oposisi Dewan Nasional Suriah (SNC), juga menunjukkan rasa simpati kepada FSA. SNC bahkan mengakui peran para tentara desertir yang melindungi para demonstran yang tidak bersenjata.
Presiden SNC Burhan Ghalioun mengatakan, dirinya sepakat dengan pimpinan FSA bahwa operasi pasukan ini hanya fokus pada perlindungan rakyat Suriah, bukan untuk operasi yang bersifat ofensif.
"Kita tidak ingin, ketika rezim jatuh di Suriah, milisi bersenjata berada di luar kendali negara," tegas Ghalioun.
Konflik yang telah melanda Suriah sejak Maret lalu tersebut telah menewaskan ribuan orang. Presiden Assad menuai kecaman dunia internasional karena telah memerintahkan kekerasan terhadap para demonstran yang menuntut pengunduran dirinya. Hingga saat ini belum ada tanda-tanda dari Assad untuk mundur meski dirinya semakin dipojokkan oleh para pemimpin dunia.
(fiq/ita)