Seperti dilansir Reuters, Senin (25/7/2011), multikulturalisme adalah salah satu kata yang paling kotor dalam kosa kata politik Breivik. Juga jangan berharap pria 32 tahun, yang membantai pemuda kaum kiri di sebuah pulau dan membom gedung di Oslo, itu menyesali perbuatannya.
Dalam gaya bahasa yang tidak teratur, manifesto plagiat di-posting Breivik di internet sebelum ia melakukan aksi pembantaian. Dia mengatakan, Pangeran Templar, prajurit Perang Salib di Abad Pertengahan, meminjam istilah dari karya terkenal Dan Brown, telah dibentuk kembali di London pada 2002.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perintah ini untuk melayani sebagai sebuah Organisasi Hak Pribumi bersenjata dan sebagai sebuah gerakan Tentara Salib (pergerakan anti-jihad)," kata Breivik yang sekarang dalam tahanan polisi atas tuduhan terorisme.
"Sekali kamu memutuskan untuk menyerang, adalah lebih baik membunuh terlalu banyak ketimbang tidak cukup, atau kamu berisiko mengurangi dampak hasrat ideologis dari penyeragan," katanya menguraikan taktik pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang telah tewas itu.
"Jangan minta maaf, membuat alasan atau mengungkapkan penyesalan karena Anda mempertahankan diri dalam cara pre-emptive," imbuhnya.
Pengacara Breivik mengatakan, kliennya mengakui aksinya dan merasa, "Apa yang telah ia lakukan tidak pantas dihukum."
(lrn/ahy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini