Ulama tinggi (mufti) Kelantan Datuk Mohamad Shukri Mohamad mengecam imbauan tersebut. Dikatakannya, menyamakan peran seorang istri dengan pelacur tidaklah sejalan dengan ajaran Islam.
"Siapapun yang menyamakan peran seorang istri dengan pelacur kelas atas berarti telah membuat pernyataan yang tidak pantas dan tidak berpendidikan," cetusnya seperti diberitakan The Star, Selasa (14/6/2011).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditegaskan Mohamad Shukri, para pelacur melayani klien-klien mereka semata-mata demi uang sementara para istri punya peran dan tanggung jawab yang lebih luas sesuai perspektif Islam.
"Pernikahan adalah untuk memenuhi kebutuhan biologis, spiritual dan psikologis. Oleh karena itu, salah jika menyamakan seorang istri dengan pelacur kelas atas. Itu juga sangat merendahkan kaum wanita," cetusnya.
(ita/nrl)