Otoritas Thailand saat ini masih menyelidiki apakah bakteri E. coli tersebut merupakan strain yang sama dengan bakteri E. coli yang menewaskan puluhan orang di Eropa.
Pemerintah Thailand mengimbau publik untuk tidak panik. Diingatkan bahwa ada beberapa jenis bakteri E. coli, ada yang mematikan dan ada pula yang tidak. Pemerintah menyatakan bahwa masyarakat masih bisa memakan buah-buah dan sayuran segar namun harus mencucinya hingga bersih atau memasaknya terlebih dulu untuk membunuh bakteri-bakteri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Departemen Sains Medis akan memerlukan waktu 3-5 hari untuk memeriksa apakah itu strain yang mematikan," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Publik Thailand.
Di Eropa, strain ganas E. coli telah menewaskan setidaknya 25 orang, sebagian besar di Jerman. Bakteri tersebut juga telah menyebabkan lebih dari 2.600 jatuh sakit di setidaknya 14 negara. Gejala-gejala penderita mencakup kram perut, diare, demam dan muntah-muntah.
Hingga kini otoritas Jerman belum bisa memastikan sumber wabah bakteri pembunuh tersebut. Semula timun impor asal Spanyol diduga sebagai penyebabnya. Namun kemudian muncul dugaan baru yang mengarah pada tauge. Namun setelah dites terbukti hasilnya negatif.
(ita/nrl)