Seperti dilansir Reuters, Minggu (10/4/2016), Yatseniuk sudah menolak tekanan untuk mengundurkan diri setelah bertahan dari mosi tidak percaya terhadap pemerintah pada Februari lalu. Tetapi, krisis politik di Ukraina sudah memecah koalisi yang berkuasa serta berakibat pada penundaan pencairan bantuan dari IMF senilai US $ 17,5 juta.
"Saya sudah mengambil keputusan untuk mundur dari posisi Perdana Menteri Ukraina. Pada Selasa (12/4), permintaan akan saya sampaikan ke parlemen," kata Yatseniuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengunduran diri Yatseniuk ini memberi sinyal dukungan bagi ketua parlemen dan sekutu presiden, Volodymyr Groysman untuk mengambil alih jabatannya. Presiden faksi Petro Poroshenko dan partai pendukung Yatseniuk akan mengumumkan formasi koalisi yang baru pekan depan.
Dalam pidatonya, Yatseniuk mengatakan bahwa partainya berkomitmen pada koalisi dan akan memberikan kuasa pemerintahan ke Groysman. Dia pun berharap pemilihan dilakukan secepatnya.
"Faksi Petro Poroshenko menominasikan Volodymyr Groysman untuk posisi Perdana Menteri. Setelah melakukan segalanya untuk memastikan stabilitas dan kontinuitas arah kami, maka saya mendeklarasikan keputusan saya untuk mengalihkan kewajiban dan tanggung jawab sebagai kepala pemerintahan Ukraina," ujar Yatseniuk. (imk/kff)