Petaka Gelombang Panas di Kamboja: Amunisi Meledak Tewaskan 20 Tentara

Petaka Gelombang Panas di Kamboja: Amunisi Meledak Tewaskan 20 Tentara

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 02 Mei 2024 22:00 WIB
Kepulan asap menjulang saat ledakan amunisi mengguncang pangkalan militer Kamboja pada 30 April lalu. (Chim Sothea via AP, File)
Foto: Kepulan asap menjulang saat ledakan amunisi mengguncang pangkalan militer Kamboja pada 30 April lalu (Chim Sothea via AP, File)
Jakarta -

Ledakan amunisi di salah satu pangkalan militer di Kamboja menewaskan 20 tentara. Berdasarkan hasil penyelidikan, gelombang panas yang menyelimuti kawasan Asia Tenggara turut berperan dalam ledakan mematikan tersebut.

Sebagaimana diketahui, sebagian besar negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara sedang dilanda gelombang panas. Kamboja sendiri berjuang menghadapi cuaca panas ekstrem dalam beberapa pekan terakhir.

Otoritas setempat memperingatkan pada Minggu (28/4) waktu setempat bahwa suhu udara bisa mencapai 43 derajat Celsius di beberapa daerah, meskipun hujan dan cuaca lebih dingin diperkirakan akan mengguyur dalam beberapa hari mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir AFP, Kamis (2/5/2024), hasil penyelidikan itu disampaikan Kementerian Pertahanan Kamboja. Ledakan amunisi yang terjadi pada Sabtu (27/4) lalu itu menghancurkan seluruh bagian truk pengangkut amunisi dan meratakan gedung-gedung di sekitarnya.

Beberapa tentara lainnya dan satu anak di area pedesaan di Provinsi Kampong Speu mengalami luka-luka. Para penyelidik meyakini gelombang panas berperan dalam ledakan senjata lama di pangkalan militer tersebut.

ADVERTISEMENT

"Insiden ledakan amunisi pada 27 April 2024... merupakan masalah teknis karena senjata sudah tua, usang, dan cuaca panas," sebut Kementerian Pertahanan Kamboja dalam pernyataannya.

Namun tidak dijelaskan lebih lanjut soal masalah spesifik maupun soal bagaimana panas mungkin berkontribusi terhadap ledakan mematikan tersebut. Kementerian Pertahanan Kamboja juga menolak anggapan soal ledakan itu didalangi oleh tentara yang memberontak atau merupakan aksi terorisme.

Insiden mematikan yang melibatkan amunisi bukan hal yang jarang terjadi di Kamboja. Terlebih diketahui bahwa wilayah Kamboja dipenuhi oleh amunisi, ranjau dan sisa-sisa persenjataan yang belum meledak dari konflik sipil selama beberapa dekade terakhir.
Insiden semacam ini diperparah oleh lemahnya standar keselamatan.

Menyusul ledakan di sebelah barat ibu kota Phnom Penh, gambar-gambar yang diposting di media sosial menunjukkan bangunan satu lantai hancur diselimuti asap, dan penduduk desa terdekat juga secara online membagikan foto kaca jendela pecah.

Beberapa foto lainnya menunjukkan apa yang tampak seperti warga sipil, termasuk seorang anak kecil yang memakai popok, mengalami luka-luka dan dirawat di rumah sakit setempat. Sebuah gedung perkantoran dan barak di dekat lokasi ledakan juga hancur, dan 25 rumah di sekitar lokasi juga mengalami kerusakan.

Perdana Menteri (PM) Hun Manet mengatakan keluarga korban tewas akan menerima US$ 20.000 (Rp 323,8 juta) masing-masing, sedangkan tentara yang luka-luka akan menerima US$ 5.000 (Rp 80,9 juta).

(dek/dek)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads