Profil Liz Truss: Gantikan Boris Johnson, Kini Mundur dari PM Inggris

Profil Liz Truss: Gantikan Boris Johnson, Kini Mundur dari PM Inggris

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Kamis, 20 Okt 2022 21:13 WIB
Britains Prime Minister Liz Truss delivers a speech outside of 10 Downing Street in central London on October 20, 2022 to announce her resignation. - British Prime Minister Liz Truss announced her resignation on after just six weeks in office that looked like a descent into hell, triggering a new internal election within the Conservative Party. (Photo by Daniel LEAL / AFP)
Foto: Liz Truss (AFP/DANIEL LEAL)
Jakarta -

Liz Truss mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris. Truss mengundurkan diri lantaran tidak bisa melaksanakan mandat yang telah diberikan oleh Partai Konservatif.

Truss diketahui menjadi Perdana Menteri (PM) Inggris pengganti Boris Johnson. Pemilihan pengganti Truss akan berlangsung pekan depan.

"(Pemilihan) selesai dalam minggu depan," kata Truss seperti dilansir AFP, Kamis (20/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Truss juga sudah berbicara dengan Raja Charles II terkait pengunduran dirinya. Truss menjabat Perdana Menteri Inggris dengan waktu singkat yakni 45 hari.

Siapa Liz Truss? Dilansir BBC, Liz Truss merupakan Mantan Menteri Luar Negeri Inggris. Dia mengalahkan pesaingnya eks Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak dalam pemungutan suara para anggota parlemen Partai Konservatif (Tory). Dia memperoleh 81.326 suara dan Rishi Sunak 60.399 suara.

ADVERTISEMENT

Truss lahir di Oxford 47 tahun silam. Truss menikah dengan akuntan Hugh O'Leary, memiliki dua putri remaja.

Truss memiliki nama asli Mary Elizabeth. Truss mengenyam pendidikan di Roundhay School di Leeds, Universitas Oxford.

Konstituensi parlementer Truss yakni Norfolk Barat Daya. Liz Truss menyebut ayahnya, seorang profesor matematika, dan ibunya, seorang perawat, sebagai orang-orang berpaham 'kiri'.

Tentang Liz Truss

Pada usianya yang ketujuh tahun, Truss memerankan Margaret Thatcher dalam sandiwara pemilu di sekolahnya. Namun tidak seperti sang perdana menteri, yang memenangkan suara mayoritas pada tahun 1983, ia kalah dalam pemilihan tersebut.

Truss mengenang momen itu bertahun-tahu kemudian. "Saya menyabet kesempatan (untuk menjadi Thatcher) dan memberikan pidato dengan sungguh-sungguh saat kampanye, tapi berakhir dengan nol suara. Saya bahkan tidak memilih diri saya sendiri," kata Truss.

Tiga puluh sembilan tahun kemudian, Liz Truss menyabet kesempatan untuk benar-benar mengikuti jejak sang Iron Lady dengan menjadi pemimpin Partai Konservatif dan perdana menteri Inggris.

Pada waktu Liz Truss masih kecil, ibunya ikut serta dalam pawai Campaign for Nuclear Disarmament, organisasi yang keras menentang keputusan pemerintah Thatcher untuk memberi izin pemasangan hulu ledak nuklir AS di RAF Greenham Common, wilayah barat kota London.

Saat Liz Truss berusia 4 tahun, keluarga Truss pindah ke Paisley, tepat di sebelah barat Glasgow.

Adik laki-laki Truss dalam acara Profile di BBC Radio 4, mengatakan keluarganya senang bermain permainan papan, namun Truss muda benci kekalahan dan sering kabur daripada mengambil risiko tidak menang.

Keluarga Truss lalu pindah ke Leeds, tempat Liz Truss bersekolah di Roundhay, sekolah menengah negeri. Liz Truss bercerita tentang melihat "anak-anak yang gagal dan dikecewakan oleh ekspektasi yang rendah" selama waktunya di sana.

Sementara beberapa mantan siswa seangkatan Truss di Roundhay membantah ceritanya tentang sekolah tersebut, termasuk jurnalis Guardian Martin Pengelly, yang menulis: "Barangkali dia secara selektif menceritakan pengalamannya, dan dengan santai menjelek-jelekkan sekolah dan guru yang telah mendidiknya, sekedar untuk keuntungan politik," kata Pengelly.

Truss berhasil masuk Universitas Oxford. Di universitas itu dia belajar filsafat, politik, dan ekonomi serta aktif dalam politik mahasiswa, awalnya untuk Partai Demokrat Liberal.

Pada konferensi partai tahun 1994, ia berbicara mendukung penghapusan monarki. Dia berkata kepada para delegasi di Brighton: "Kami Demokrat Liberal percaya pada kesempatan untuk semua. Kami tidak percaya ada orang yang dilahirkan untuk memerintah," katanya.

Simak video 'Baru 45 Hari Menjabat, PM Inggris Liz Truss Mengundurkan Diri!':

[Gambas:Video 20detik]



Pindah ke Partai Konservatif

Di Oxford, Liz Truss pindah ke partai Konservatif. Setelah lulus, ia bekerja sebagai akuntan untuk Shell, dan Cable &Wireless.

Liz Truss menikah dengan sesama akuntan Hugh O'Leary pada tahun 2000. Pasangan itu memiliki dua anak.

Liz Truss mencalonkan diri sebagai kandidat Tory untuk Hemsworth, Yorkshire Barat, dalam pemilihan umum 2001, tetapi kalah. Truss menderita kekalahan lain di Calder Valley, juga di West Yorkshire, pada tahun 2005.

Semua kekalahan itu tidak menyurutkan ambisi politiknya. Ia akhirnya terpilih sebagai anggota dewan di Greenwich, London tenggara, pada tahun 2006, dan sejak tahun 2008 juga bekerja untuk lembaga kajian berpaham kanan-tengah Reform.

Pemimpin partai Konservatif David Cameron menempatkan Truss pada "daftar-A" kandidat prioritas untuk pemilihan 2010 dan ia dipilih untuk mencalonkan diri untuk South West Norfolk, posisi yang disebut sebagai "kursi aman".

Akan tetapi ia segera menghadapi ancaman de-seleksi oleh asosiasi konstituen Tory, setelah terungkap bahwa ia pernah berselingkuh dengan Anggota Parlemen Tory Mark Field beberapa tahun sebelumnya.

Upaya untuk menggulingkannya itu gagal dan Truss kemudian memenangkan kursi dengan lebih dari 13.000 suara.

Liz Truss turut menulis sebuah buku, Britannia Unchained, dengan empat anggota parlemen Konservatif lainnya yang terpilih pada tahun 2010. Buku tersebut merekomendasikan pelonggaran regulasi demi mengangkat posisi Inggris di panggung dunia, pendapat yang menandai Truss sebagai pendukung terkemuka kebijakan pasar bebas di jajaran Tory.

Pada debat kepemimpinan yang diselenggarakan oleh BBC, ia dicecar terkait sebuah komentar di buku Britannia Unchained, yang menjabarkan pekerja Inggris sebagai "di antara yang termalas di dunia". Ia berkukuh tidak pernah menulisnya.

Pada 2012, lebih dari dua tahun setelah menjadi anggota parlemen, ia bergabung dengan pemerintahan sebagai menteri pendidikan dan pada tahun 2014 dipromosikan menjadi sekretaris negara untuk urusan lingkungan.

Pada konferensi Konservatif tahun 2015, Truss diejek karena berkata dalam sebuah pidato, dengan suara berapi-api: "Kita mengimpor dua pertiga dari keju kita. Itu. Adalah. Aib," kata dia.

Truss Ubah sikap soal Brexit

Sekitar kurang dari setahun kemudian terjadi hal yang bisa dibilang sebagai peristiwa politik terbesar dalam generasi ini - referendum Uni Eropa alias Brexit.

Liz Truss berkampanye untuk Remain, yang ingin Inggris tetap di Uni Eropa. Ia menulis di surat kabar The Sun bahwa Brexit akan menjadi "tragedi tripel - lebih banyak aturan, lebih banyak bentuk, dan lebih banyak penundaan saat menjual ke UE".

Namun, setelah pihaknya kalah, Liz Truss berubah pikiran, dengan alasan bahwa Brexit memberikan kesempatan untuk "mengguncang tatanan lama".

Pada era Perdana Menteri Theresa May, Liz Truss menjabat sebagai Menteri Kehakiman, sebelum pindah ke Kementerian Keuangan sebagai kepala administrasi.

Pada tahun 2019 ketika Boris Johnson menjadi Perdana Menteri, Truss ditempatkan sebagai Menteri Perdagangan Internasional - pekerjaan yang berarti kesempatan bertemu dengan para pemimpin politik dan bisnis global untuk mempromosikan kepentingan dagang Inggris.

Tahun 2021 lalu, pada usia 46 tahun, Liz Truss pindah ke salah satu pekerjaan paling senior di pemerintahan, mengambil alih jabatan Dominic Raab sebagai Menteri Luar Negeri.

Dalam peran ini ia berusaha memecahkan masalah pelik Protokol Irlandia Utara, dengan menghapus bagian-bagian dari kesepakatan UE-Inggris pasca-Brexit - sebuah langkah yang dikritik keras oleh UE.

Liz Truss mengamankan pembebasan dua warga negara Inggris-Iran yang keduanya telah ditangkap dan ditahan.

Sikap Truss soal Perang Ukraina

Pada ketika Rusia menginvasi Ukraina bulan Februari lau, Lis Truss mengambil sikap tegas. Dia bersikeras semua pasukan Vladimir Putin harus diusir dari negara itu.

Namun ia juga dikritik karena mendukung orang-orang dari Inggris yang ingin ikut berperang di Ukraina.

Halaman 2 dari 3
(dek/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads