Varian baru virus Corona ditemukan di Inggris. Kini, varian baru virus Corona itu sudah merambah ke Australia.
Kasus pertama varian baru virus Corona di Australia ditemukan di negara bagian New South Wales. Pemimpin New South Wales, Gladys Berjiklian, meneken kebijakan lockdown untuk mencegah penyebaran penularan virus Corona.
Kebijakan lockdown ini dikeluarkan otoritas Australia pada Minggu (21/12) usai ada 30 kasus baru dalam 24 jam pada hari Sabtu (19/12) dan 15 kasus pada hari Minggu (20/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua kegiatan yang digelar di dalam ruangan kembali harus memenuhi aturan satu orang per empat meter persegi dan hanya 300 orang yang boleh berada di restoran atau pub serta tempat ibadah.
Kegiatan bernyanyi, bersuara, serta menari di dalam ruangan telah dilarang. Sementara itu pesta perkawinan hanya diizinkan diikuti 20 orang.
Otoritas kesehatan di New South Wales tidak mewajibkan penggunaan masker, tapi warga tetap dianjurkan untuk tetap berada di rumah.
Sementara itu salah satu pakar kesehatan di Australia, Dr Norman Swan, yang juga pembawa acara Coronacast di ABC mengatakan perayaan Natal bisa menjadi 'superspreading event' atau event yang dapat menularkan virus corona jika pemerintah tidak menanganinya dengan segera.
"Kita harus khawatir karena kita tidak tahu apa yang terjadi di komunitas. Menghentikan warga saling berinteraksi selama beberapa hari dan kita bisa meredam virus ini jika tak ada orang bergerak."
Baca selengkapnya di halaman berikutnya
Varian Baru Corona Bermula dari Inggris
Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock, melaporkan sedikitnya 60 pemerintah daerah di Inggris telah mencatat infeksi yang disebabkan oleh varian baru itu. Hancock menjelaskan dalam sepekan lalu, terjadi lonjakan tajam dan eksponensial infeksi virus corona di London, Kent, sebagian daerah di Essex, dan Hertfordshire.
"Saat ini kami mengidentifikasi lebih dari 1000 kasus dengan varian ini terutama di Inggris Selatan meskipun kasus telah ditemukan di hampir 60 wilayah administrasi," ujarnya.
Hancock mengatakan pihaknya tidak mengetahui sejauh mana lonjakan kasus Corona karena varian baru ini. Ia telah memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan para ilmuwan di Inggris tengah melakukan studi terperinci.
Ia berkata "tidak ada [bukti] yang menunjukkan" bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah ketimbang COVID-19.