Hamza, Si 'Poster Boy' Penerus Osama Bin Laden

Hamza, Si 'Poster Boy' Penerus Osama Bin Laden

Aryo Bhawono - detikNews
Jumat, 03 Nov 2017 16:14 WIB
Hamza bin Laden, putra pemimpin Al-Qaeda, Osama bin Laden. (Central Intelligence Agency/CNN)
Jakarta - "Yang membuat saya sedih adalah laskar mujahidin sudah bergerak tapi saya tak bisa bergabung ke laskar ini." Kalimat dalam Bahasa Arab itu ditulis Hamza atau Hamzah dalam salah satu surat kepada ayahnya, Osama bin Laden.

Surat tersebut satu dari puluhan ribu file yang tersimpan dalam laptop Osama dan dikuasai CIA. Para agen intelijen AS mendapatkannya usai Operasi Geronimo yang menewaskan Osama pada 2 Mei 2012, di Abbottabad, Pakistan.

Hamza diperkirakan lahir di Jeddah, Arab Saudi, pada 1989 dari salah satu dari tiga istri Osama, yakni Khairiah Sabar. Media Jerman, Deutsche Welle, menyebut Hamza sebagai 'poster boy', setelah foto-fotonya menghiasi beberapa publikasi Al Qaeda. Foto tersebut menampilkan Hamza saat berusia 12 tahun dengan menggunakan turban (kain yang dililit di kepala dan rompi khas Pakistan).

"Amerikas Serikat mengumumkan Hamza sebagai teroris internasional pada 5 Januari 2016. Sebuah status yang didapatkan dari ayahnya," tulis Deutsche Welle.

Status itu seolah mendapatkan legitimasi ketika pada Agustus 2017, melalui pesan audio yang tidak diketahui kapan dibuat, Hamza mendorong para pengikutnya untuk melancarkan pemberontakan terhadap kerajaan Arab Saudi.

Sebelumnya, melalui pesan yang dikeluarkan pada Mei, ia mendesak para petempur di Suriah untuk bersatu dan mengatakan bahwa revolusi di Suriah akan berujung dengan 'pembebasan Palestina'.

Ia juga pernah mendesak Muslim di Barat untuk melakukan serangan, seperti yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir.

"Pada 2015, (Hamza) bin Laden menyerukan serangan terhadap kepentingan-kepentingan AS, Prancis, dan Israel di Washington DC, Paris, dan Tel Aviv," kata pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri AS.

Dokumentasi Hamza tergolong masih sangat sedikit. Salah satu dokumen yang dirilis CIA menunjukkan video aktivitas Hamza, foto pernikahannya, dan surat menyuratnya dengan sang ayah, Osama.

Di situ ia menggambarkan perasaan pedihnya setelah pada usia 13 tahun harus dipisahkan dari ayahnya demi alasan keamanan. Ia mengatakan ingin bersama lagi dengan Osama. "Ayah mengucapkan selamat tinggal dan kemudian pergi. Ini seakan kita mencabut hati dan meninggalkannya begitu saja di sana," tulis Hamza.

Sebuah video yang ditampilkan bbc.com menunjukkan acara perkawinan Hamza. Video tersebut merupakan salah satu dokumentasi terbaru Hamza. Situs berita itu menyebut video ini diambil dari rilis dokumen Osama yang dirilis CIA.

Jejak Hamza lainnya banyak terpapar dalam dokumen CIA itu. Salah satunya adalah surat dari Osama kepada Hamza tentang petunjuk perjalanan anak itu ke Baluchistan dan Karachi. Perjalanan rahasia ini diatur oleh Shaykh Mahmud dan Al Sindi. Osama memberikan keterangan nomor telepon kedua pengatur perjalanan itu.

Osama menyarankan untuk pergi saat cuaca mendung menggunakan mobil. Shaykh Mahmud akan menyediakan identitas palsu atas nama Khalid untuk Hamza. Jika pembuatan identitas palsu ini menunda perjalanan, ia menyarankan Hamza untuk terus melanjutkan perjalanan.

Surat lainnya, berupa laporan Hamza menggunakan nama samaran Abu Ma'adh ketika melakukan pemantauan jihad di Irak. Penggunaan nama palsu ini dicatat oleh Adrian Levy dan Catherine Scott-Clark dalam buku The Exile: The Flight of Osama Bin Laden.

Hamzah kecewa dengan perangai jihad Abu Mus'ab di Irak yang bertindak sewenang-wenang tanpa memperhitungkan keselamatan penduduk muslim di negara tersebut. Laporan ini kemungkinan menjadi awal penolakan Osama mendukung Negara Islam Irak.

Hamza sempat dituding terlibat pembunuhan mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto pada 2007. Namun Al Qaeda membantah tudingan tersebut. Sebab Hamza tengah ditahan di Iran hingga 2010.

***

Pada April 2011, petinggi Al Qaeda, Atiyah Abd al-Rahman, menulis surat kepada Osama bin Laden berisi rencana untuk menyiapkan Hamza menjadi pemimpin Al Qaeda. Rahman mengatakan bahwa Hamza "akan mengikuti latihan membuat bom dan latihan cara-cara menggunakan senjata api".

Para pejabat keamanan AS mengatakan setelah kematian Osama pada 2 Mei 2012, Al Qaeda dipimpin oleh pria kelahiran Mesir, Ayman al-Zawahiri. Berikutnya, perlahan namun pasti, peran Hamza 'makin penting di jajaran para petinggi Al Qaeda'.

Beberapa waktu lalu Hamnza telah bebas dari tahanan di Iran. Tapi setelah itu si "Poster Boy" seolah raib, tak tercalak keberadaannya. (ayo/jat)




Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads