Kicauan Wasekjen PKS Fahri Hamzah soal Hari Santri Nasional memicu kontroversi. Kicauan itu menuai kritik. Salah satu yang bereaksi keras adalah Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid.
Kicauan itu dilontarkan Fahri melalui akun twitternya @fahrihamzah pada 27 Juni 2014 sekitar pukul 10.40 WIB. "Jokowi janji 1 Muharram hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!" kicau Fahri.
Fahri melontarkan kicauannya untuk menanggapi janji Jokowi atas tuntutan santri di Pondok Pesantren Babussalam, Banjarejo, Malang, Jawa Timur, untuk menjadikan 1 Muharam sebagai hari santri nasional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nusron Wahid menjadi salah satu yang bereaksi paling keras atas kicauan anggota Komisi III DPR itu. Nusron bahkan menyebut Fahri dengan kata 'bahlul' yang artinya sesat.
"Kalau gagasan itu dianggap sinting, yang menganggap sinting berarti bahlul dan sontoloyo, dan tidak bisa memaknai hijrah dalam konteks santri di Indonesia," kata Nusron dalam siaran pers, Selasa (1/7/2014).
Menurut Nusron, 1 Muharam merupakan momentum hijrah menuju akhlakul karimah bangsa Indonesia yang dipelopori para santri. Sebagaimana dulu para santri Hasyim Asy'ari memelopori perang melawan sekutu pada 10 November 1945, kemudian dijadikan sebagai Hari Pahlawan. Oleh karenanya, dia menilai usulan Hari Santri Nasional itu layak diperjuangkan.
"Janganlah di bulan puasa menilai gagasan orang dengan kebencian. Lebih baik banyak ngaji di bulan puasa," saran Nusron ke Fahri.
Fahri Hamzah
|
|
Nusron Wahid
|
|
Halaman 2 dari 3











































