DLH Jakarta Semprot Kabut Air di Jalan Protokol untuk Redam Polusi Udara

Armada tangki Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyemprotkan water mist di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (22/9/2025), guna mengurangi polusi udara yang memburuk.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta kembali melakukan penyemprotan water mist atau kabut air halus di kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan hingga Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Senin (22/9/2025) pagi. Langkah ini dilakukan sebagai upaya mengurangi tingkat polusi udara yang belakangan kian memburuk di ibu kota.

Sejumlah armada kendaraan tangki dikerahkan untuk menyemprotkan air ke udara menggunakan teknologi water mist. Penyemprotan dilakukan secara berkala di titik-titik yang memiliki tingkat kepadatan lalu lintas tinggi, termasuk di sekitar Bundaran HI yang selama ini dikenal sebagai salah satu kawasan dengan kualitas udara terburuk di Jakarta.

Metode water mist diyakini dapat menekan partikel polutan di udara, terutama debu halus atau particulate matter (PM2.5) yang berbahaya bagi kesehatan.

Penyemprotan berlangsung sejak pagi hingga siang hari, menyesuaikan dengan kondisi lalu lintas. Selain menyasar jalur utama protokol, DLH juga akan memperluas area penyemprotan ke jalan-jalan lain yang rawan polusi, terutama yang dilalui kendaraan bermotor dalam jumlah besar.

Masyarakat yang melintas di kawasan tersebut menyambut positif langkah ini. Beberapa pengendara dan pejalan kaki mengaku merasa lebih sejuk dan nyaman ketika berada di jalur yang baru saja disemprot water mist.

Jakarta sendiri dalam beberapa pekan terakhir tercatat beberapa kali menempati posisi kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Indeks kualitas udara (AQI) hari ini pukul 11.28 WIB di ibu kota bahkan sempat menunjukkan angka di atas 149, yang masuk dalam kategori tidak sehat. Kondisi ini mendorong pemerintah provinsi untuk mengintensifkan berbagai upaya perbaikan lingkungan, salah satunya melalui penyemprotan water mist.

Dengan langkah ini, diharapkan kualitas udara Jakarta dapat berangsur membaik, meski para pakar menekankan bahwa solusi jangka panjang tetap menjadi kunci utama untuk mewujudkan udara bersih yang layak bagi seluruh warga.