Amerika Serikat - Keputusan Trump menyerang Iran memicu gelombang protes di AS. Warga menilai aksi militer justru membahayakan dan melanggar janji kampanye damai.
Foto
Warga AS Marah Trump Ikutan Perangi Iran

Seorang pengunjuk rasa memegang poster bertuliskan slogan provokatif: βHands off Iranβ di depan Lafayette Park, dekat Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat, Sabtu (21/6/2025). Mereka meneriakkan penolakan terhadap serangan AS ke fasilitas nuklir Iran pada 21 Juni 2025. (REUTERS/Ken Cedeno)
Aksi tersebut merupakan bagian dari gelombang protes yang muncul menyusul keputusan Presiden Trump menggunakan bom bunkerβbuster di situs nuklir Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Isfahan. Demonstran menilai pendekatan militer ini tidak membawa perdamaian, melainkan memperparah ketegangan regional. (REUTERS/Ken Cedeno)
Para peserta protes menegaskan bahwa serangan semacam itu hanya akan menciptakan siklus balas dendam dan kekerasan berkepanjangan. Poster βHands off Iranβ menandakan keinginan agar AS segera menghentikan intervensi di Timur Tengah dan mengedepankan diplomasi sebagai solusi. (REUTERS/Ken Cedeno)
Pendemo juga mengecam klaim Trump bahwa serangan ini demi perdamaian. Dengan tajam mereka mencibir argumen militer dengan poster provokatif: βbombing for peace is like fucking for virginityβ, mengkritik bahwa kekerasan tidak pernah menghasilkan hasil yang sahih dan abadi. (REUTERS/Ken Cedeno)
Situasi ini mencerminkan polarisasi mendalam di AS: di satu sisi ada dukungan dari tokoh konservatif, bahkan beberapa legislator, dan di sisi lain muncul perlawanan vokal dari kelompok anti-perang dan warga sipil yang melihat serangan tersebut sebagai pelanggaran hukum konstitusional serta jalan menuju konflik baru. (REUTERS/Carlos Barria)