Jakarta - Meningkatnya perdagangan manusia dan perbudakan seks di Kongo jadi mengkhawatirkan. Hal itu diakibatkan efek konflik dan pengungsian di Kongo bagian timur.
Foto
Nasib Warga Kongo di Tengah Meningkatnya Perdagangan Orang-Perbudakan Seks

Dilansir AFP, Jumat (5/7/2024), wilayah timur Kongo yang kaya mineral telah dilanda konflik selama 30 tahun antara kelompok bersenjata lokal dan asing.
Krisis ini semakin memburuk ketika pemberontak M23 telah merebut sebagian besar wilayah, hampir seluruhnya mengepung Goma, ibu kota provinsi Kivu Utara. Konflik ini menewaskan banyak orang dan membuat ratusan ribu lainnya mengungsi.
Dewan HAM PBB menambahkan bahwa laporan keterlibatan pihak keamanan dan pertahanan kekuatan adalah kekhawatiran serius.
Para ahli juga menyatakan keprihatinannya atas penutupan misi PBB 'MONUSCO' di Republik Demokratik Kongo yang diperkirakan berpenduduk 100 juta orang.
MONUSCO baru-baru ini menarik diri dari provinsi Kivu Selatan dan dijadwalkan meninggalkan Kivu Utara dan Ituri, dua provinsi terakhir yang masih aktif, pada tanggal yang tidak ditentukan. Β
Pihak berwenang Kongo menyerukan penarikan MONUSCO setelah 25 tahun, karena dianggap tidak efektif dalam memerangi kelompok bersenjata
Kongo memiliki sekitar 7 juta pengungsi, termasuk 2,8 juta di Kivu Utara. Angka ini menurut data PBB. Β