Yerusalem - Mahkamah Agung Israel memutuskan dengan suara bulat bahwa Yahudi ultra-Ortodoks ikut wajib militer. Putusan itu ditentang keras Yahudi ultra-Ortodoks.
Foto
Yahudi Ultra-Ortodoks Marah Dipaksa Zionis Israel Ikut Wajib Militer

Pemandangan drone terlihat ketika ribuan pria Yahudi Ultra-Ortodoks menggelar demo di lingkungan Mea Shearim di Yerusalem, Minggu (30/6/2024).Β (REUTERS/Ilan Rosenberg)
Sejumlah laki-laki Yahudi ultra-Ortodoks berunjuk rasa di Yerusalem pada hari Minggu (30/6) setelah Mahkamah Agung Israel memutuskan dengan suara bulat bahwa militer harus mulai merekrut mereka untuk wajib militer. (REUTERS/Ronen Zvulun)
Diketahui putusan ini dibuat saat tentara pendudukan Israel membutuhkan 10.000 tentara lagi segera di tengah perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, kata Menteri Pertahanan Yoav Gallant. (REUTERS/Ronen Zvulun)
Menurut Gallant, tentara bisa merekrut 4.800 tentara dari komunitas ultra-Ortodoks. (REUTERS/Ronen Zvulun)
Putusan Mahkamah Agung Israel itu ditentang keras komunitas ultra-Ortodoks. Mereka menggelar unjuk rasa besar-besaran untuk menolak ikut wajib militer. (REUTERS/Ronen Zvulun)
Seorang peserta unjuk rasa memegang papan bertuliskan: "Kami menolak menjadi tentara demi agama Zionis." (REUTERS/Ronen Zvulun)
Yang lainnya, menuliskan: "Israel bukanlah Negara Yahudi, melainkan Negara Zionis, orang Yahudi bukanlah Zionis" dan "Kami tidak akan mengorbankan anak-anak kami...". (REUTERS/Ronen Zvulun)
Aksi unjuk rasa itu diwarnai kericuhan. Aparat Israel menembakkan meriam air berisi air berbau menyengat dan polisi berkuda pun dikerahkan untuk membubarkan massa. Namun, unjuk rasa masih belum terkendali. (REUTERS/Ronen Zvulun)
Serangan militer brutal Israel, telah menewaskan sedikitnya 37.900 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 87.000 lainnya. Sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan. (REUTERS/Ilan Rosenberg)