Amerika Serikat - Para mahasiswa di sejumlah kampus di Amerika Serikat menggelar aksi solidaritas untuk warga Palestina. Aksi ini sebagai bentuk protes agresi militer Israel.
Foto
Aksi Bela Palestina, Tenda Kemah Bermunculan di Sejumlah Kampus AS

Mahasiswa menghadiri perkemahan protes untuk mendukung warga Palestina di Universitas California, Berkeley selama konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Berkeley, AS, Kamis (25/4/2024). Mahasiswa dari sejumlah kampus di AS lainnya pun turut menggelar aksi serupa. Di antaranya, UCLA, Harvard, Columbia dan kampus lainnya. REUTERS/Carlos Barria
βPerkemahan Solidaritas Palestinaβ dibentuk dalam semalam. Menurut tim media perkemahan, para pengunjuk rasa sebagian besar terdiri dari mahasiswa dan alumni. REUTERS/Carlos Barria
Mereka menuntut Universitas melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang mereka anggap βmendapatkan keuntunganβ dari perang Israel-Hamas dan menyerukan gencatan senjata segera. REUTERS/Caitlin Ochs
Mahasiswa berkumpul untuk menuntut universitas agar melepaskan dana abadi dari perusahaan-perusahaan yang mengambil keuntungan dari genosida Israel. REUTERS/Caitlin Ochs
Perang di Gaza terus bergema di kampus-kampus AS di mana para mahasiswa berkemah di tenda-tenda untuk memprotes tindakan Israel di Gaza.Β REUTERS/Rebecca Cook
Kelompok pro-Palestina telah meminta universitas-universitas untuk mengakhiri investasi pada perusahaan-perusahaan yang mendukung atau mengambil keuntungan dari tindakan militer Israel di wilayah pendudukan Palestina.Β REUTERS/Rebecca Cook
Kebuntuan di Universitas Columbia terkait pemindahan perkemahan mahasiswa untuk memprotes perang Israel di Gaza telah memicu gelombang demonstrasi serupa di kampus-kampus di seluruh Amerika, namun pihak berwenang telah menutup banyak demonstrasi sebelum demonstrasi semakin meluas. REUTERS/Nate Swanson
Para pengunjuk rasa mahasiswa menuntut pemerintah AS untuk menghentikan serangan Israel terhadap warga sipil di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 34.000 orang, menurut otoritas kesehatan Palestina. REUTERS/Caitlin Ochs