Jakarta - Kualitas udara di Jakarta sedang buruk-buruknya. Penyebabnya beragam, emisi kendaraan, pembangkit listrik batu bara, hingga kurangnya ruang terbuka hijau (RTH).
Foto
Krisis RTH Jadi Salah Satu Penyebab Parahnya Polusi Jakarta

Suasana kota Jakarta dengan polusi di kawasan Karet dan Petamburan, Jakarta Pusat, Jumat (25/8/2023). Β
Kualitas udara di Jakarta sedang menjadi perbincangan publik. Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Gakkum), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rasio Ridho Sani, menyebut penyebab polusi udara adalah emisi kendaraan bermotor dan pembangkit listrik berenergi batubara.Β Β
Selain itu, kurangnya Ruang Terbuka Hijau juga menjadi alasan semakin parahnya polusi di Jakarta. Padahal Ibu Kota harusnya memiliki RTH hingga 30 persen.Β Β
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) menyebut RTH di Jakarta tidak cukup untuk menggerus polusi udara. Sebab hanya sekitar 9,98 persen lahan di Jakarta yang dijadikan RTH.
Peningkatan RTH kerap dianggap sebagai langkah klasik untuk mengatasi polusi udara, karena vegetasi atau tumbuhan yang ada di RTH akan menyerap polutan dan menghasilkan oksigen. Dengan demikian, kualitas udara dapat lebih terjaga.
Menanggapi hal itu, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (DKPKP) Provinsi DKI jakarta memanfaatkan lahan kosong dan rooftop untuk menanam pohon.
Sementara itu, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) Provinsi DKI Jakarta juga berupaya meningkatkan kualitas maupun kuantitas RTH. Salah satunya berupa penanaman secara masif pohon penyerap polutan jenis instant trees (minimal batangnya berdiameter 20 sentimeter) sejumlah 10.474 pohon. Penanaman dilakukan sejak Oktober 2022 hingga Agustus 2023.