Jakarta - Hari Dunia Anti Perdagangan Orang diperingati di RPTRA Kalijodo Jakarta. Kementerian PPPA menyoroti marak TPPO yang mayoritas korbannya perempuan dan anak-anak.
Foto
Pelaku Perdagangan Orang Mulai Incar Masyarakat Berpendidikan

Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Ratna Susianawati yang mewakili Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga memberikan sambutan dalam acara Hari Dunia Anti Perdagangan Orang di RPTRA Kalijodo, Jakarta Barat, Minggu (30/7/2023). Β
Para pembicara memberikan pemaparan dalam acara memperingati Hari Dunia Anti Perdagangan Orang di RPTRA KalijodoKementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mendorong kolaborasi lintas sektor, mulai dari sektor pemerintahan dan organisasi masyarakat untuk bersama melawan berbagai Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang kini modus dan sasaran korbannya terus meluas.
Pelaku TPPO juga seringkali mengiming-imingi korban dengan pekerjaan melalui rekrutmen sebagai pekerja migran, memanfaatkan kerentanan-kerentanan masyarakat seperti kemiskinan. Namun, seiring dengan perkembangannya, karakteristik korban pun mengalami pergeseran di mana pelaku tidak hanya menyasar orang dengan tingkat pendidikan rendah, namun orang dengan pendidikan tinggi.
Hari Dunia Anti Perdagangan Orang yang berlangsung di RPTRA Kalijodo itu bertemakan "Bersama Lawan Perdagangan Orang". Β
Menurut Data Penyelamatan Calon PMI korban TPPO yang dikumpulkan oleh BP2MI periode tahun 2022, mencatat sebanyak 5.848 CPMI non prosedural yang diselamatkan. Sementara itu, data yang dihimpun oleh Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA) mulai tahun 2020 sampai 2022 tercatat adanya 1.418 kasus dan 1.581 korban TPPO. Mayoritas dari korban adalah perempuan dan anak. Β