Jakarta - Perdana Menteri (PM) Selandia Baru Jacinda Ardern secara mengejutkan mengumumkan pengunduran diri menjelang pemilu. Apa alasannya mundur?
Foto
Sosok Jacinda Ardern, PM Selandia Baru yang Jadi Ikon Global

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern meringis saat mengumumkan pengunduran dirinya pada konferensi pers di Napier, Selandia Baru, Kamis (19/1/2023). Sambil menahan air mata, Ardern mengatakan kepada wartawan bahwa 7 Februari akan menjadi hari terakhirnya menjabat.Β AP/Warren Buckland
Ardern menegaskan bahwa dirinya tidak mengundurkan diri karena pekerjaan sebagai PM sulit, melainkan karena dia meyakini ada orang lain yang bisa melakukan pekerjaan itu dengan lebih baik. AP/Warren Buckland Β
Ardern juga menuturkan telah memberitahu putrinya, Neve, bahwa dirinya menantikan untuk selalu ada bagi sang putri saat memulai sekolah tahun ini, dan kepada pasangannya sejak lama, Clarke Gayford, bahwa saatnya telah tiba untuk menikah. AP/Mark MItchell Β
Selama lima tahun menjabat Perdana Menteri (PM), Jacinda Ardern membawa Selandia Baru menjadi ikon global dengan kepemimpinannya yang progresif. Sosok Ardern menarik perhatian dunia saat membawa bayinya ke rapat PBB dan mengenakan kerudung usai serangan teror terhadap dua masjid di Christchurch.Β AP/Julia Nikhinson Β
Karier politik Ardern berawal setelah dia mendapatkan gelar sarjana komunikasi dan bekerja pada kantor mantan PM Helen Clark, sebelum terbang ke Inggris untuk bekerja sebagai penasihat kebijakan dalam pemerintahan Tony Blair. Ardern terpilih menjadi anggota parlemen Selandia Baru tahun 2008 dan pada Maret 2017, dia terpilih menjadi Wakil Ketua Partai Buruh.Β AP/Vincent Thian
Ketika terpilih menjadi PM di usia 37 tahun, Ardern mencetak sejarah sebagai pemimpin wanita ketiga di Selandia Baru dan salah satu pemimpin termuda di dunia. Dalam waktu setahun, dia melahirkan putrinya saat masih menjabat -- menjadi pemimpin dunia kedua yang melakukan hal itu.Β Dia menjabat sejak tahun 2017 dan kembali terpilih menjabat PM Selandia Baru untuk periode kedua tahun 2020 lalu, dengan kemenangan saat itu didukung oleh pendekatan 'berusaha keras dan berupaya lebih awal' dari pemerintahannya dalam menghadapi pandemi COVID-19 yang membantu negara itu menghindari wabah mematikan. Namun popularitasnya di Selandia Baru menurun dalam beberapa tahun terakhir. AP/Dean Lewins